Bab 48

26.5K 1.8K 414
                                    

Jangan komen *next* Jangan komen *lanjut*

Komen yang lain kan bisa Contoh nih contoh

"Gus Alif kapan bucin"

Komen seperti itu malah lebih bikin aku semangat daripada komen "next"

Komen uneg uneg kalian juga boleh. Uneg uneg kalian tentang alur cerita Assalamualaikum My Destiny. Kalau kalian kasih kritik tentang cerita aku ini aku malah seneng banget.

Juga boleh Bebas kalian mau komen apa. Asal jangan *next* dan *lanjut*

Jangan lupa vote ya.. hargain penulis...

Salam rindu dari aku buat kalian semua...

_______________________________

Gus Alif pov...

Jam setengah 4 sore aku sudah berada di rumah, karena Umi memintaku untuk pulang cepat.

"Assalamualaikum."

"Waalaikummus salam."

"Umi rapi banget. Mau ada kajian?"

"Bukan. Kamu mandi terus siap-siap."

"Ada acara apa?"

"Adekmu Wawaf mau lamaran."

"Calonnya Dek Wawaf itu Arif kan?"

"Iya. Kok kamu tahu Lif? Umi kan belum ngasih tahu."

"Mobilnya udah di depan waktu Alif nyampek mi."

"Hah! Kamu kok nggak ngomong dari tadi sih. Umi telat nih!" Umi mengomel. Sebelum pergi umi menyempatkan menoyor kepalaku. Gimana mau cepat ingat, kalau di toyor terus kepala pintar ku ini.

Aku segera pergi ke kamarku. Terlihat istriku yang sedang meletakkan baju di atas ranjang.

"Gus udah pulang?"

"Hm."

"Gus mau teh atau kopi?"

"Tidak keduanya. Saya mau mandi. Nanti kita ke ndalem belakang bersama. Kamu cepat siap-siap."

"Tapi Gus a__"

"Saya nggak terima penolakan."

"Nggeh Gus."

"Tunggu!" Cegahku saat ia akan memasuki ruang pakaian.

"Kapan kamu cek up kandungan?" Tanyaku. Sebenarnya aku sudah lama ingin menanyakan hal ini, tapi lupa terus.

"Baru tadi cek up Gus." Jawabnya dengan suara lembut.

"Kenapa nggak ngajak saya?" Entah kenapa aku kesal karena dia tidak mengajak ku.

"Maaf Gus, tapi tadi udah ditemenin sama Umi kok." Iaenunduk sambil memilih ujung bajunya.

"Hm. Ya sudah. Kita harus segerakan ndalem belakang." Setelah mengatakan itu aku masuk ke kamar mandi.

Kenapa aku harus marah saat dia tidak mengajakku cek up kandungannya? Tapi kan itu anakku juga.

"Aarrgghh... Sudah lah!!"

10 menit kemudian.

Aku sudah siapa. Menatap pantulan diriku sendiri di cermin adalah hal yang aku lakukan saat ini.

Tampan.

"Alesya cepat!!" Teriakku. Tenang saja teriakkan ku tidak akan terdengar keluar dari area kamarku.

"Iya Gus. Bentar lagi!"

Dasar perempuan dandannya lama.

Kuambil jam tanganku dan memakaikannya di pergelangan tanganku.

Assalamualaikum My Destiny (END & LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang