0.9 | Siapa Raja Sebenarnya?

9.6K 1.1K 1.4K
                                    

Alooo!

Jangan lupa vote dan coment dulu gih, udah? Pinter

Spam 💜💜💜:

***

Suasana di SMA Pelita cukup tenang, semua kelas melaksanakan pembelajaran dengan tertib. Tapi tidak berlaku untuk Tanzil, karna nyatanya sekarang cowok itu tengah duduk santai di kantin sekolah.

Gahar, Boy, dan Varez 'pun ikut andil. Tanpa rasa bersalah apalagi malu, mereka santai menikmati makanan.

"Zil," panggil Gahar setelah memasukan cimol ke dalam mulutnya.

Tanzil menggerakan kepalanya sebagai jawaban. "Gimana keadaan para bojo lo?" tanya Gahar aneh.

Alis Tanzil terangkat sebelah, "Gue belum nikah."

Boy dan Varez menahan tawa, belum nikah sih tapi udah punya dua bojo kan ya gimana.  "Mau pilih yang mana lo? Luby? Atau Rora?" tanya Boy.

Tanzil menatap teman-temannya dengan tatapan malas, sungguh kenapa bahasan mereka sangat tidak bermutu? Emangnya perlu dibahas? Enggak kan.

Lagian menurut Tanzil itu tidak penting, Luby dan Rora itu berbeda. Tidak perlu ada pertanyaan ia harus memilih yang mana.

Drttt...

Ponsel yang tergeletak di atas meja itu bergetar, langsung Tanzil angkat dan rupanya ada yang menelfonnya.

"Hallo Jio, dimana? Bisa ke kelas aku? Kepala aku pusing banget..."

Mendengar itu secepatnya Tanzil bangkit dan berlari ke arah kelas Luby. Sampainya di depan kelas itu, ia melihat keadaanya begitu riweh, sepertinya mereka mendapatkan jam kosong.

"Kenapa?" tanyanya ketika sudah berada tepat di depan perempuan itu.

Luby perlahan berdiri, "Kep---" belum selesai kalimat itu diucapkan, tubuh Luby sudah lebih dulu tumbang dan terjatuh.

"Luby?" Tanzil menepuk pelan pipinya namun tak ada respon.

Ia segera menggendong tubuh itu ala bridal style, melewati siapa saja yang menghalangi langkahnya.

Seisi koridor dibuat geger, untuk pertama kalinya Tanzil menggendong perempuan. Dan untuk pertama kalinya cowok itu terlihat sangat kentara khawatir.

"Gue pinjem mobil lo cepet," titahnya pada Boy untuk segera memberinya kunci mobil.

Sedangkan di kelasnya, Rora dibuat bingung karna ia melihat keadaan di depan kelasnya begitu ramai.

Dan jujur saja saat ia melihat Tanzil berjalan di depan kelasnya dengan Luby di gendongannya sungguh terasa sakit, tapi dia bisa apa? Ah sepertinya Luby begitu spesial bagi lelaki itu.

"Udah nggak usah dilihat, sakit mata entar." Inggit menutup mata Rora dengan telapak tangannya, "Ih, gapapa. Gue pengen liat." kekeh Rora menyingkirkan tangan Inggit.

"Ternyata Luby sakit tau," suara Ghea terdengar, sepertinya cewek itu sudah siap ghibah.

Cewek itu menarik Rora dan Inggit untuk duduk di sebelahnya, "Gue punya berita terbaru." ujarnya setengah berbisik.

Inggit dan Rora mengangguk. "Apa?" tanya mereka berbarengan.

"Luby punya penyakit bawaan dari lahir, katanya sih gampang pingsan."

"Ini beritanya akurat nggak?"

"Akurat Nggit," jawab Ghea yakin.

Rora berpikir sejenak. "Sakit apa emangnya?"

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang