4.6 | Insiden Kecil

7.1K 738 462
                                    

koreksi typo

SELAMAT MEMBACA ♡♥♡

*****

Rora duduk bersebelahan dengan Tanzil, mereka kini tengah berada di balkon kamar Rora. Duduk berdua memandangi langit yang begitu cerah malam ini. Tangan Tanzil merangkul bahu gadis itu dari belakang, membiarkan kepala Rora bersandar pada bahunya.

Rora menyilangkan tangannya di depan dada, merasa udara yang sedikit dingin.

"Tanzil beneran kangen sama Rora?"

"Hm,"

Rora menahan untuk tidak tersenyum, rasanya banyak kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya. "Kenapa harus lewat balkon?"

"Udah malem, nggak enak kalo harus ganggu Onty. Lo lelet soalnya kalo buka pintu."

Bola mata Rora memutar jengah, "Emangnya nggak susah kalo harus naik ke balkon?"

"Engga."

Rora hanya ber-oh ria, dia sekarang bingung harus memulai obrolan apa dengan Tanzil.

"Pulang bareng Raja?"

"Iya, tadi siang Rora bareng sama Raja."

"Di ajak kemana?"

Rora menggeleng seraya berkata, "Nggak kemana-mana, Rora sama Raja langsung pulang. Kenapa emangnya?"

Tanzil mengedikkan bahunya acuh, "Nanya doang," singkatnya.

Rora menjauhkan tubuhnya, memandang Tanzil dengan cengengesan. Tanzil yang ditatap seperti itu balik menatap bingung, "Kenapa lo?" semprotnya.

"Tanzil cemburu kannnn?!" tebak Rora.

"Nggak!" bantah Tanzil mentah-mentah.

Mimik wajah Rora semakin meledek, gadis itu menoel-noel pipi Tanzil membuat sang empunya  semakin jengah.

"Hhh.. Gimana perasaan lo kalo liat gue lagi bareng sama Luby?"

"Ya... Ya marah, kesel, cemburu, campur aduk!"

Rora memalingkan wajahnya kesal, ia menyilangkan tangannya di depan dada seraya cemberut. "Kenapa nanya gitu?" sambungnya.

"Sama, Ra. Itu juga yang gue rasain setiap liat lo bareng sama Raja."

Kicep.

Lidah Rora kelu tidak bisa menjawab. Namun ketika ia tengah sibuk melamun, Tanzil menarik tubuhnya supaya ikut berbaring memandang langit yang cerah.

"Kalo lo udah ngantuk, bilang aja." ucap Tanzil seraya tangannya menuntun kepala Rora supaya berbaring menjadikan lengannya sebagai bantalan.

"Belum, Rora belum ngantuk."

"Yakin?" tanya Tanzil dengan raut meremehkan. Wajah Rora cemberut, "Yakin kok, hoam..."

Dengan tegas Rora mengelak namun setelahnya ia menguap, Tanzil yang melihat itu hanya terkekeh kecil. "Se---sedikit," Rora berusaha membela diri.

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang