1.6 | Mereka Pacaran?

8.8K 1.1K 449
                                    

Hai, kita ketemu lagi hehe

Tetap kerjasama ya, ramein setiap partnya. Penuhin kolom coment, n jangan lupa bintangnya.

Happy reading♡

***

Raja meletakkan gitar miliknya, lalu membenarkan posisi duduknya. Ia menggerakan sedikit kepalanya untuk sejenak meregangkan otot. Entah kenapa wajahnya tersenyum kala mengingat bagaimana wajah Rora saat tertidur tadi. "Ra..  Ra... Hampir 20 tahun gue hidup, baru kali ini ada orang yang bikin gue senyum-senyum sendiri." beonya pada dirinya sendiri.

Sebelum berbaring, tak lupa ia mematikan dulu lampu kamarnya. Menggantinya dengan lampu tidur, dan menyalakan alarm. Masih ada hari esok yang harus ia jalani, dan masih ada banyak rahasia alam yang menantinya.

Tok

Tok

Baru saja matanya hendak terlelap, suara ketukan pintu membuatnya kembali terjaga. Ia menghela nafasnya panjang, "Masuk."

Pintu kamarnya terbuka  berlanjut dengan masuknya seseorang. "Maaf Tuan, anda dipanggil Ayah anda."

"Udah malem, lo nggak liat gue mau tidur?"

"Maaf Tuan, tapi ini perintah."

"Bilang ke orangtua itu kalo gue butuh istirahat."

"Tuan, tapi---"

Orang itu tak melanjutkan ucapannya kala melihat Raja seolah tak peduli dan justru malah tertidur. Tak bisa di salahkan, ia sendiri tau bagaimana lelahnya anak laki-laki itu. Sepeningal dia, Raja kembali bangkit dari tidurnya.

Dia hanya menghindar, tidak ingin membahas sesuatu dengan orang tua itu. "Gue bener-bener ngerasa di penjara." beonya pada diri sendiri.


***

Pagi hari terasa begitu sepi untuk Rora, tidak ada suara Acha yang memanggil namanya. Apalagi suara Altas yang membangunkan dirinya, entahlah rasanya begitu sepi tanpa mereka.

"Ra.. Makan." Aster muncul dari balik pintu, berbicara pada Rora yang tengah bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Iya-iya, bentar lagi ini lagi pakai sepatu."

"Nah udah." perempuan itu keluar dari kamarnya, berjalan turun ke lantai bawah bersama Aster.

Tidak ia sangka jika ternyata di meja makan ada Zhiva dan Tanzil? Tunggu, Tanzil berada disini. Membuat Rora menatap senang dan langsung terbirit-birit mendekat ke laki-laki itu.

"Tanzil disini? Nungguin Rora ya?"

"Hm, cepet makan."

Rora mengangguk, ia segera memakan makanan yang sudah tersedia. Wah, jarang sekali Tanzil menjemputnya ke sekolah. Apalagi semenjak Luby hadir, rasanya lelaki itu semakin jauh untuk di gapai.

"Makannya hati-hati Kak, nanti keselek loh." ucap Zhiva mengingatkan. "Iya Zhiva, ini udah hati-hati kok."

"Lo pulang nanti sama Bang Tanzil, jangan sama yang lain."

"Siap bos." jawab Rora menanggapi ucapan Aster. "Tapi kalo Tanzil sama Luby, gue bisa sama Raja." sambungnya kemudian.

"Nggak."

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang