ABSEN JAM BERAPA KALIAN BACA DONG
MASIH SUKA TANZIL? ATAU UDAH PINDAH KE RAJA?
.
.
♡ SELAMAT MEMBACA ♡
TOLONG KOREKSI TYPO YA - !!!
⛔ WAJIB VOTE DAN COMENT ⛔
.
.
*****
Tanzil yang memutuskan tapi Tanzil juga lah yang kalang kabut kebingungan, laki-laki itu memilih untuk mendatangi langsung Rora ke rumahnya.
Dan kini ia tengah bersiap, buru-buru memakai jaket miliknya. Dia tidak akan bisa tenang sebelum mendapatkan jawaban pasti dari Rora, malam ini juga dia harus mendapatkannya.
Bahkan ia tak memedulikan ponselnya yang berdering, fokusnya adalah segera menemui Rora di rumah gadis itu.
"Mah, Tanzil ke rumah Rora."
Seraya terus melangkah keluar ke arah pintu utama, Tanzil menyapa sang ibu yang tengah duduk.
Tak butuh waktu lama, dia kini tengah mengendarai motornya. Benar-benar tidak fokus karna memikirkan Rora terus menerus.
Sesampainya di rumah gadis itu, dia segera melepas helm miliknya. Kemudian melangkah ke arah rumah dan menekan bel. Seraya menunggu pintu terbuka, Tanzil mengecek ponsel untuk memastikan apakah ada jawaban dari Rora.
Dia diam sejenak, memandangi ponselnya dengan tatapan kosong.
Aurora:
|Rora setuju, Tanzil nggak perlu khawatir."Anjing!" Tanzil mengumpat.
Bertepatan dengan itu, pintu terbuka menampilkan Acha yang menyapa Tanzil dengan senyum. "Tanzil.. Mau ketemu Rora ya?"
"Nggak jadi, Onty. Tanzil mau langsung pulang aja."
Setelah mengatakan itu, Tanzil kembali menjalankan motornya menjauh dari area rumah itu.
Rasanya ia ingin marah, tapi tidak bisa. Nyatanya dirinya-lah yang memutuskan hubungan itu lebih dulu, bukan Rora.
Motor itu melaju dengan kecepatan tinggi, Tanzil hanya ingin menenangkan dirinya. Dia kehilangan Rora, dia kehilangan satu-satunya tempat pulang. Dia telah menyakiti gadis itu, Rora tidak akan memaafkannya.
****
Glek
Gahar menelan ludahnya sendiri, dia memerhatikan orang di depannya yang seolah tengah kesetanan. Samsak tinju yang tak bersalah sudah menjadi pelampiasan sejak satu jam lalu, Tanzil tak henti-hentinya meninju samsak itu.
"Zil, udah. Nggak ada untungnya lo kayak gini." Gahar masih terus berusaha menghentikan karibnya itu. "Gue tau lo kecewa, tapi bukannya ini semua sesuai sama semua keingan lo itu?"
Bugh
Pukulan terakhir Tanzil begitu keras mengenai samsak, setelahnya cowok itu beralih duduk dan langsung merampas sebotol air mineral yang tergeletak di atas meja.
Dia meneguk air itu hingga habis tak bersisa, setelahnya Tanzil hanya diam dengan nafas yang terengah-engah.
Tanzil menepis kasar ketika tangan Gahar berusaha menepuk bahunya. "Pulang lo sana!" usirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TANZIRA [SELESAI]
Novela Juvenil[Follow dulu oke.] #9 in wattpad indonesia Spin of Asterlio Bagi Aurora, Tanzil adalah segalanya. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghentikan semangatnya untuk mengejar cinta cowok itu. Bagi Tanzil, Aurora pun segalanya. Namun ada banyak yang m...