Happy reading!
Absen dulu kalian dari kota mana?
Bantu koreksi kalo ada typo.
***
Seolah memergoki perempuannya tengah bersama laki-laki lain, Tanzil begitu emosi melihat Rora sangat akrab dengan Raja. Bahkan perempuan itu terlihat sengaja memperlihatkan kedekatannya dengan laki-laki itu.
Entah mengapa itu membuat Tanzil tidak tenang, sedaritadi ia memandangi layar ponsel berharap ada balasan untuk pesam singkat yang ia kirimkan pada Rora.
"Jio, mau pesan makan apa?" pertanyaan Luby membuyarkan lamunan Tanzil, dengan tergesa ia menjawab, "Terserah."
Luby menatap tidak suka, ia segera mengambil ponsel yang tengah berada dalam genggaman Tanzil dan memasukannya ke dalam tas. "Makan dulu, kamu mikirin siapa sih?" tanyanya dengan nada sedikit tak suka.
Tanzil memilih tidak menjawab, ia menarik menu dan memilih makanan yang akan ia pesan. Kini mereka tengah berada di salah satu resto kesukaan Luby, mereka sering datang kesini untuk sekedar makan bersama.
"Nggak suka pergi sama aku?" Tanzil mengernyitkan dahi, "Maksud kamu?" tanyanya.
Luby mendesah pasrah. "Muka kamu kelihatan nggak happy." jawabnya. "Siniin hpku." titah Tanzil.
Kepala Luby menggeleng namun beberapa detik kemudian ia segera memberikan ponsel itu saat melihat wajah Tanzil tak bersahabat.
Mood Tanzil sangat buruk, ia tidak bisa fokus dan hanya memikirkan Rora, Rora, dan Rora. Ia berkali-kali mengecek ponsel dan matanya membola saat foto profil Rora menghilang.
Dia di block?
"Anjing." umpatnya lirih.
Tak berapa lama makanan pun datang, Tanzil tanpa banyak kata langsung makan dan ingin segera pergi dari tempat ini. "Jio, kenapa kamu sekarang jarang kumpul sama temen-temen kamu?"
"Masih."
"Oh ya? Aku kira udah jarang."
"E---"
"Selamat siang, selamat datang di resto kami."
Tanzil mengalihkan pandangan pada pintu masuk resto, disana ia melihat Rora dan Raja datang bersama. Sial, kenapa Tanzil harus melihat Rora yang begitu terlihat sangat bahagia bersama saingannya.
Tanzil mencoba menahan amarah saat Rora melewatinya begitu saja tanpa menyapa atau sekedar melirik. Berbeda dengan Raja yang sadar akan kehadiran Tanzil dan tersenyum ke arah cowok itu.
"Raja, mau pesan makan apa?"
"Samain aja, apa aja gue suka." Rora mengangguk mengerti, ia kemudian memilih untuk memesan beberapa makanan yang ia suka.
Rora benar-benar tidak peduli dengan Tanzil yang secara terang-terangan menatapnya. Ia hanya fokus mengobrol dengan Raja. "Katanya disini makanannya enak,"
Raja tersenyum seraya menjawab, "Kalo lo suka nanti kita dateng kesini lagi." mata Rora berbinar. "Serius?" tanyanya memastikan.
"Apapun untuk ratunya Raja."
Percayalah, jika Rora berusaha untuk biasa saja meski sebetulnya rasanya ia ingin lompat karna Raja begitu memanjakan dirinya.
"Raja diem, ini di tempat umum. Nggak lucu kalo Rora meleleh disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
TANZIRA [SELESAI]
Novela Juvenil[Follow dulu oke.] #9 in wattpad indonesia Spin of Asterlio Bagi Aurora, Tanzil adalah segalanya. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghentikan semangatnya untuk mengejar cinta cowok itu. Bagi Tanzil, Aurora pun segalanya. Namun ada banyak yang m...