Happy reading ♥♡♥ !!!
***
"Raja, jangan diem. Jawab pertanyaan Rora tadi!"
Raja justru tertawa, bukannya menjawab Rora ia lebih memilih meminum segelas kopi yang tadi ia pesan. "Raja!" panggil Rora lagi, menggoyang-goyangkan lengan lelaki itu sengaja.
"Mau banget emangnya?" tanya Raja, Rora menaikan sebelah alisnya bingung. "Apa?" balasnya.
Raja menampilkan wajah meledeknya, kembali meneguk kopi yang masih berada di tangannya. "Mau banget pacaran sama aku?"
"Buk---kan ggitu.. Ror---"
"Ahahahaha, dah ngga usah terlalu di pikirin. Itu minumannya abisin, terus kita pulang." alih Raja memotong ucapan Rora.
Rora memanyunkan bibirnya cemberut, namun ia tetap menuruti perkataan Raja. Meskipun jika boleh jujur, ia masih penasaran dengan ucapan Raja.
Mereka menghabiskan minuman mereka seraya melihat taman rumah sakit, Rora dibuat kembali teringat saat dimana Aster tertusuk dan dan harus dilarikan ke rumah sakit ini. "Jadi inget waktu Aster masuk ke rumah sakit ini." celetuk Rora.
Raja menengok, "Kapan?"
"Waktu itu dia di tusuk sama orang yang nggak di kenal. Eh tapi Rora penasaran, gimana kabar orang yang nusuk Aster itu."
"Yah Ra, itu mah jawabannya gampang." balas Raja enteng.
"Gimana?" tanya Rora penasaran.
"Beneran mau tau?"
Rora mengangguk pasti, ia benar-benar ingin tahu. "Iya, gimana?"
"Mati lah,"
Rora terdiam seketika, mati? Maksudnya? Apakah Raja melihatnya? "Raja liat?"
"Ya enggak Ra.. Tapi memang itu jawabannya, dia mati."
"Raja tau darimana?"
"Semua orang yang nyakitin kamu dan Aster, ya bakalan mati."
Setelah mengatakan itu, Raja menggandeng tangan Rora kemudian mengajak perempuan itu berjalan ke luar rumah sakit.
Rora masih tidak paham, semua? Semua orang? Raja tau siapa saja? Dia benar-benar bingung namun juga enggan bertanya lebih jauh.
Masih dengan kepala yang penuh kebingungan, Rora tetap mengikuti langkah Raja. Saling bergandengan tangan dan dengan sekotak susu coklat di genggaman Rora.
"Raja tau ya siapa-siapa aja yang udah jadi korban Daddy?" tanya Rora, "Beberapa." jawab Raja singkat.
Rora mengangguk lalu kembali berkata. "Tapi mereka pantas dapatkan itu 'kan Raja?"
Raja tidak langsung menjawab pertanyaan itu, tangannya berganti melingkar di pinggang Rora saat sadar beberapa orang menatap gadis itu. "Pantas, tapi tidak untuk satu orang." jawabnya.
"Maksudnya?"
"Hahahaha, kenapa nanya mulu sih hm?"
Rora menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia meringis menampilkan deretan giginya yang rapih. "Gapapa hehe, Rora penasaran aja. Soalnya Daddy nggak pernah bahas itu sama Rora."
"Udah ah, ayo pulang." alih Raja.
*
Tangan Rora melambai sebagai tanda perpisahan, ia tersenyum ke arah Raja yang tengah menjalankan mobilnya untuk keluar dari halaman rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANZIRA [SELESAI]
Teen Fiction[Follow dulu oke.] #9 in wattpad indonesia Spin of Asterlio Bagi Aurora, Tanzil adalah segalanya. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghentikan semangatnya untuk mengejar cinta cowok itu. Bagi Tanzil, Aurora pun segalanya. Namun ada banyak yang m...