2.5 | Hari Sakral

9.4K 1K 388
                                    

Happy reading yagesya♡!

***

"Kalo menurut lo, Rora beneran udah move on belum sih?" tanya Inggit pada Ghea, mereka berdua tengah duduk santai di bagian belakang kelas.

Ghea mengelus dagunya seraya berpikir, kepalanya menggeleng. "Belum, dan ngga akan bisa."

Inggit mengangguk sebagai tanda setuju, ia sendiri pun berpikir demikian. Mana mungkin Rora bisa melupakan seseorang yang sudah dari dulu bersamanya. "Enaknya kita gimana?"

"Enaknya sih kita ke kantin dulu, laper..." keluh Ghea menampilkan wajah memelasnya.

Inggit memutar bola matanya malas, namun dengan segera ia menarik Ghea dan berlari menuju kantin. Sampainya disana, ia melihat Rora tengah makan bersama Raja, "Rora!" panggilnya.

Rora melambaikan tangannya mengode Inggit dan Ghea supaya mendekat, ia bergeser supaya kedua temannya itu bisa duduk disampingnya.

"Makan Nggit, Ghe, ditraktir Raja hihihi."

Inggit menampilkan ekspresi terkejutnya, "Wah! Beneran nih Ja?" Raja mengangguk dengan senyum. "Iya, pesen aja apa yang lo mau."

"Gorengan! Gue mau gorengan." celetuk Ghea langsung mengarah ke ibu-ibu penjaga kantin.

Rora terkikik sendiri melihat tingkah kedua temannya itu, sangat seperti orang yang heboh sama gratisan. "YANG BANYAK YA GHEA! KITA BUAT RAJA BANGKRUT HAHAHA!" teriaknya mendukung.

Inggit dan Raja ikut tertawa, "Kenapa nih tumben mau bayarin?" tanya Inggit pada Raja.

"Gapapa, sekali-kali."

Inggit mengangguk-angguk 'kan kepala setuju, ia meraih sebuah snack yang tergeletak disamping Rora. "Buat gue ya Ra." Rora hanya mengangkat jempolnya.

"Ra, aku ke kelas duluan ya. Ini uangnya buat bayar."

Rora cemeberut menanggapi ucapan Raja, mendandakan ia tak suka. "Kok gitu?!" protesnya.

"Ak---"

Drtt.. Drtt..

Ucapan Raja terpotong karna ponselnya yang tergeletak di atas meja berdering, semua mata melirik ke arah ponsel itu. Termasuk Rora dan Inggit, mereka berdua mengerutkan dahi saat melihat nama siapa yang tertera di layar ponsel itu.

"Aku duluan ya," belum sempat Rora bertanya, Raja sudah lebih dulu meraih cepat ponsel itu dan pergi tanpa basa-basi lagi.

Rora dan Inggit saling tatap, "Wah.. Kita salah liat." ungkap mereka berbarengan.

Kemudian keduanya tertawa garing, meski gemuruh penasaran bergejolak hebat di hati keduanya. "Kalian kenapa?" tanya Ghea yang baru saja sampai.

"Nggak, kita tadi salah liat aja. Mata kita katarak." elak Inggit.

Plak! Rora menepuk punggung Inggit lumayan keras. "Mulut lo pengen gue gampar!" dampratnya. Inggit hanya tersenyum tanpa dosa.

Setelah puas makan, mereka bertiga berjalan beriringan ke arah kelas. Sudah telat beberapa menit, tapi tidak apa-apa. Saat keduanya tengah asik berbincang, fokus mereka teralih saat melihat seseorang tengah berdiri di ujung koridor.

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang