HALOOOOO
KOREKSI TYPO
SELAMAT MEMBACA ♡♥♡
*****
Rora masih berusaha mencerna ucapan Tanzil yang sangat tidak biasa itu, dia masih syok dengan tingkah sang pacar. Sedangkan Tanzil bersikap biasa saja bahkan seolah tak terjadi apa-apa beberapa saat lalu.
Mengendarai motornya dengan anteng, hanya sesekali melirik dari kaca spion melihat Rora yang masih diam mematung.
"Kenapa sih lo?!" tanya Tanzil pada akhirnya.
Kenapa?!
Kenapa?!
Tanzil bertanya kenapa?!
Rora menggeleng dengan cepat, "Syok." jujurnya. "Karna tadi gue cium pipi lo?"
Mata Rora memelotot sempurna, bisa-bisanya cowok itu memperjelas kejadian apa yang telah terjadi beberapa saat lalu?! Pipi Rora memerah, persis seperti kepiting rebus. "Tanzil!"
Plak
Gadis itu memukul-mukul punggung sang pacar dengan kesal, Tanzil hanya terkekeh melihat tingkah Rora yang semenggemaskan itu.
"Bisa diem? Atau mau gue cium lagi?"
Seketika Rora kicep.
Dia diam dan hanya semakin mengeratkan tangannya yang melingkar di pinggang cowok itu. "Good girl." puji Tanzil dengan suara seraknya.
Darah Rora berdesir mendengar itu, Tanzil sangat berbahaya untuk kesehatan jantungnya. "Rora salting brutal..." beonya lirih.
"Gue denger."
Rora menghela nafas lelah, malu. "Rora seneng di cium tapi malu mau ngakuin." beonya lagi dengan suara yang lebih lirih.
"Mau lagi?"
Cukup.
Rora memilih diam saja.
Perjalanan itu benar-benar hening, Rora yang masih malu dan Tanzil yang lebih memilih diam membiarkan gadisnya hanyut dengan pikirannya sendiri.
Jika boleh jujur, dia cukup terhibur dengan tingkah Rora. Hanya dengan satu kecupan di pipi gadis itu, sudah membuat Rora blushing level maksimal.
Lucu.
Rora sangat lucu.
Tak terasa akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, rumah kediaman Keluarga Derandra. Rora turun dari motor dan berjalan cepat, tanpa melihat ke arah Tanzil lebih dulu.
"Ra... Helmnya..."
Langkah Rora terhenti, dengan perasaan kesal bercampur malu ia kembali menghampiri Tanzil. Kenapa dia selalu lupa melepas helm lebih dulu?! Setelah berada tepat di depan Tanzil, dia sedikit mendongak dan Tanzil langsung melepaskan kait helm pada kepalanya.
"Makasih." singkat Rora.
"Gue nggak di suruh masuk?"
"Tan--- Tanzil pulang! Rora masih malu."
Seolah tidak mendengar ucapan Rora, Tanzil turun dari motornya. Berdiri di samping Rora lalu menggandeng gadis itu masuk.
Mau tidak mau Rora hanya bisa pasrah, meskipun masih malu karna kejadian aksi Tanzil mengecup pipinya.
Membayangkannya saja masih membuat pipi Rora merah, huftt.
Saat memasuki rumah itu, Tanzil langsung bertemu dengan Acha yang kebetulan tengah duduk dengan Aster yang berbaring di samping bundanya itu. Acha tersenyum yang langsung dibalas oleh Tanzil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANZIRA [SELESAI]
Teen Fiction[Follow dulu oke.] #9 in wattpad indonesia Spin of Asterlio Bagi Aurora, Tanzil adalah segalanya. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghentikan semangatnya untuk mengejar cinta cowok itu. Bagi Tanzil, Aurora pun segalanya. Namun ada banyak yang m...