0.7 | Jauhi Dia

10.2K 1.2K 2K
                                    

Aloooo!

Udah vote dan coment? Belum? Vote dan coment dulu gih...

Udah? Pinter.

Spam 💜💜💜:

***
.
.
.

"Jauhi Rora! Atau gue pastiin lo hilang dari bumi!"

Dengan tenaga yang tersisa, Raja bangkit dengan telapak tangan yang meremas dadanya karna rasa nyeri yang teramat sangat.

Bisa-bisanya dia di hadang saat pulang dari rumah Rora, ia di hajar habis-habisan tanpa tau salahnya apa.

Prang!

Tanzil membanting ponsel miliknya setelah berhasil memblokir kontak Rora dari dalam situ.

"Jangan ganggu milik gue!" tajam Tanzil dengan kilatan mata penuh amarah.

Setelah itu dengan teganya dia meninggalkan Raja yang tergeletak dalam keadaan tidak baik-baik saja. Sebisa mungkin Raja tetap menyadarkan dirinya, hingga akhirnya ia hilang kesadaran dan tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.

"Raja..."

Samar Raja mendengar ada seseorang yang memanggil namanya, namun rasanya untuk menjawab saja tubuhnya tidak sanggup.

Tubuh Raja dipapah, dengan menggunakan mobil mereka melaju ke arah Rs. Medika yang terletak tak jauh dari sini.

.
.
.

Tanzil memasuki rumahnya dalam keadaan yang acak-acakan. Rambutnya tak tertata rapi dan pakaiannya yang sudah kotor. Ada ebebrapa lebam dan luka juga di wajahnya.

"Loh? Ini gantengnya Mamah kenapa?"

Lovi yang melihat keadaan anaknya seperti itu pun khawatir, ia segera menghampiri Tanzil. "Kenapa? Kok bisa gini?"

"Biasa, Tanzil ke kamar dulu."

Lelaki itu melangkah menuju kamarnya, dia masih belum terkendali amarahnya dan ia takut akan hilang kendali.

Brak!

Ia membanting tasnya kelewat keras, entahlah ia sendiri tidak mengerti mengapa ia bisa se emosi ini. Melihat rora dipeluk orang lain, rasanya ia benar-benar ingin menghabisi orang itu juga.

"Gue sayang sama lo." beonya.

Drttt... Drttt...

Telfonnya berdering. Sesegera mungkin ia mengangkatnya, ia harap itu adalah Rora.

"Halo Tanzil, Tanzil nggak sakitin Raja kan? Iya 'kan Tanzil?"

Tangan Tanzil mengepal, bisa-bisanya Rora menelfonnya hanya untuk mengatakan sesuatu yang tidak penting seperti itu. Dia tidak akan membiarkan Rora direbut orang lain, Rora adalah hak paten miliknya!

"Anjing!"

Tut Tut Tut

Ia mematikan telepon secara sepihak, saat ini ia hanya ingin Rora menenangkannya bukan malah semakin mengacaukannya seperti ini.

Tidak ada yang tau seberat apa beban yang ia tanggung, tidak ada siapapun yang bisa ia jadikan tempat bersandar ketika seperti ini.

Boy is calling....

"Hm?"

"Lo gila ya?! Lo buat Raja hampir mati anjing!" terdengar dari sebrang sana suara Boy begitu emosi, ia tidak habis pikir dengan tindakan sahabatnya itu.

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang