HAPPY READING DEVZ-!!!
*****
Sudah lama terhitung satu tahun lebih, Devil'z Atara tak pernah berkumpul lagi semenjak sang ketua berada di luar negeri.
Baik Tanzil maupun Utara 'pun sama sibuknya, sama halnya dengan inti Dev'z yang lain. Namun hari ini, anak-anak Dev'z berkumpul bersama, di markas kesayangan mereka.
Mereka yang tak pernah datang ke sini lagi setelah sekian lama dibuat kaget, markas ini tetap rapih? tetap terawat? bahkan semua properti masih pada tempatnya masing-masing.
Ada beberapa foto mereka terpasang rapih di setiap sudut dengan bingkai berwarna hitam. Mereka terpana, siapa yang merawat tempat ini?
Tanzil melirik ke arah Utara dan Fadli, "Kalian?" keduanya sama-sama menggelengkan kepala.
"ABANGGGGGG!"
Bocah kematian kesayangan mereka tiba-tiba muncul dari arah dalam markas, siapa lagi jika bukan Ciko?
Ciko berlari ke arah tiga abangnya itu, memeluk ketiganya bergantian. Ternyata anak itu masih sama manjanya seperti setahun lalu.
"Kalian tega banget gak pernah jenguk ke sini!" wajahnya mulai memerah.
Tanzil, Utara, dan juga Fadli masih dibuat terkejut. Jadi selama ini Ciko yang mengurus markas? sendirian? karna seingat mereka tidak ada salah satu dari mereka yang rutin kemari.
"Lo urus semuanya?" tanya Utara masih tak percaya.
Ciko mengangguk seraya menyeka air mata yang hampir keluar, "Kalian semua sibuk, gak ada yang peduli sama markas ini. Untung ada adik kesayangan kalian.."
Tanzil menyunggingkan senyum sedikit, ia tak pernah menyangka Ciko bisa bersikap dewasa juga.
Tubuh anak ini juga berubah tak sekecil dulu lagi, meskipun jika dibandingkan yang lain dia masih tetap paling kecil.
"Ciko gak mau Dev'z bubar... Kalian boleh sibuk, tapi jangan sampai lupa punya tanggung jawab di sini.." adu anak itu.
Oke, kini Tanzil dibuat kagum. Anak yang dulu cengeng, sekarang justru lebih baik dari mereka semua.
"Bangga banget gue! Anjwing! Bangga pokoknya!" Seru Fadli antusias, memeluk tubuh Ciko begitu erat.
Akhirnya mereka semua tertawa bersama, sudah lama tidak berkumpul seperti ini membuat mereka sadar jika rindu.
"Ciko sekarang udah keren Bang! udah siap nerusin Bang Aster!"
"Siap apanya? Masih cengeng gitu." Utara meledek.
"Tapi Ciko udah pandai bela diri tau! Siap banget ini mah!"
"Belajar dulu yang bener! Peringkat berapa kemarin?" tanya Tanzil.
Ciko berdiri dengan bangganya, "Satu paralel nih bos! senggol dong!"
Dia membanggakan dirinya sendiri, menepuk dadanya percaya diri. Mereka semua bertepuk tangan, tak menyangka Ciko bisa sepintar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANZIRA [SELESAI]
Fiksi Remaja[Follow dulu oke.] #9 in wattpad indonesia Spin of Asterlio Bagi Aurora, Tanzil adalah segalanya. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghentikan semangatnya untuk mengejar cinta cowok itu. Bagi Tanzil, Aurora pun segalanya. Namun ada banyak yang m...