3.0 | Good Night

9.6K 1K 312
                                    

Happy reading! ♡♥

***

"Bang Tanzil! Lepasinnn!" Ciko merengek bak anak kecil meminta permen. Bagaimana tidak? Setelah tadi ia berhasil menertawai laki-laki itu, kini ia seolah di penjara tak boleh pergi.

Tidak ada yang mau menolongnya, ia dibiarkan sendirian menghadapi Tanzil yang mulai meresahkan. "Huwaaaa! Tolong Cikooo!" bocah itu kembali merengek.

"Bang Asterrrr! Tolongin Ciko huwaaaa! Ciko nggak pengen mati hari ini!"

Bukannya menolong, baik Aster maupun anak lain 'pun justru tertawa. Rasanya seperti ada kepuasan tersendiri melihat Ciko yang ketakutan sampai menangis.

"Uncle Altasss! Ciko dianiaya!"

"Percuma Cik, Uncle Altas nggak di rumah." ledek Utara dengan tawa membuat wajah Ciko semakin  masam. "Lepasinnnn!" teriak Ciko lagi.

"Gue punya hadiah buat lo."

Ciko yang semula masam kini wajahnya berbinar, hadiah? "Apa? Bang Tanzil mau kasih Ciko hadiah apa?" tanyanya antusias.

Tanzil melepaskan cekalannya dari bocah itu, ia melangkah mengambil sebuah paper bag besar yang entah sejak kapan sudah berada di atas sofa.

"Wih gede banget, motor yah?" tebak Ciko seraya bertepuk tangan.

"Motor mana muat disitu dodol!" damprat Fadli kesal. "Ada yang muat." timpal Boy.

"Nggak ada, Boy. Lo jangan ikut terinfeksi virusnya si Ciko deh."

"Ada,"

"Apa emangnya?!" tanya Fadli tak sabar.

"Motor mainan." jawab Boy, Gahar, dan Varez secara serentak.

Fadli sontak melotot, satu Ciko saja sudah pusing sekarang ditambah tiga orang lagi yang sepertinya pemikirannya sama absurd nya dengan bocah tengil itu. "Terserah!" singkatnya.

Dilain sisibTanzil mengeluarkan beberapa boneka spongebob dari paper bag yang ia pegang. Mata Ciko berbinar, apakah Tanzil akan memberikan boneka itu semuanya untuk Ciko?

"Banyak banget! Semuanya buat Ciko?!" tanya Ciko tak sabar, "Buat di rusakin." jawab Tanzil singkat.

Wajah Ciko menyiratkan kesedihan, di rusakin? Maksudnya gimana ya?

"Maksudnya, Bang?" tanya Ciko lagi.

Tanpa menjawab pertanyaan Ciko itu, Tanzil dengan sengaja menyobek boneka yang teramat Ciko sayang itu. Membuat semua isi boneka itu berhamburan ke lantai.

"BANG TANZILLLLL!" teriak Ciko histeris, matanya memerah segera menyelamatkan boneka-boneka lain yang masih berada dalam paper bag.

"Ayo rusakin semuanya aja, Bang." usul Aster sengaja mengerjai Ciko.

"Hahaha, setuju." timpal Utara.

"Jangan! Jangan sentuh boneka Ciko!" ucap Ciko serius dengan mata yang menatap tajam ke arah abang-abangnya.

Fadli yang melihat itu tertawa, Ciko yang seperti inilah yang ingin mereka lihat. Bukan Ciko si bocah super ngeselin yang tiap hari bawaanya bikin orang emosi.

"YA TUHANNN! KENAPA BERANTAKAN BANGET!"

Rora yang baru saja turun dari lantai dua, terkejut karna melihat keadaan ruang tamu rumahnya yang begitu berantakan. Boneka spongebob tergeletak dimana-mana dan beberapa boneka sudah tidak dalam keadaan utuh lagi.

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang