1.5 | Winter Bear

8.4K 1.1K 526
                                    

Update yang kemarin typonya banyak banget, malu sendiri aku. Kali ini kalo ada typo bantu koreksi ya, biar nanti bisa aku betulin lagi.

Ok cantik?

Ok ganteng?

Jangan lupa vote dan coment dulu gih, gak ikhlas aku kalo kalian g kerjasama. Canda, pissss

Play song = Winter Bear - V

***

Hal yang paling Rora sukai adalah ketika ia bisa berkumpul bersama dengan seluruh sahabat karib orangtuanya, karna dengan begitu artinya ia bisa bertemu Tanzil dan bercakap banyak dengan cowok itu.

Tak hanya itu saja, tapi Tanzil tentu saja tak akan bisa menolak. Hem, tidak enak bukan sedang kumpul bersama tapi dia cuek pada Rora? Apalagi sejak kejadian dimana Rora dan Ciko pergi bersama entah kenapa Tanzil agak sedikit sensi dengan bocah tengil itu.

"Kak Rora, ini lucu 'kan?" Rora mendekat ke arah Ciko, melihat apa yang akan ditunjukkan oleh cowok itu. "Ih lucu bangettt! Aaaa pengen beli!" rengek Rora seraya menatap Ciko dengan puppy eyesnya.

Ciko tertawa, sudah pasti Rora akan suka. Karna yang ia perlihatkan adalah boneka donat, syndrom donat milik Rora semakin merajalela.

"Berisik."

Tanzil bersedekap dada, tanpa memandang namun ucapannya tertuju pada Rora dan Ciko.

Rora merampas ponsel Ciko, menunjukkannya pada Tanzil. "Liat ini deh, lucu banget. Beliin satu ya buat Rora?" pintanya.

"Nggak."

"Huaaaa, beliin." Rora menggoyang-goyangkan lengan Tanzil. "Ck! Diem Ra!" hardik cowok itu.

"Kak Rora, entar Ciko beliin. Jangan sedih."

Mendengar hal itu, Rora mengangguk dengan bibir manyun. "Ciko, pacaran yuk?"

Rora tertegun saat Tanzil menggenggam lengan kanannya. "Gak usah macem-macem!" peringat Tanzil dengan mata tajam. "Tanzil, ayo kita genggaman tangan terus kayak gini." Rora membetulkan letak genggaman Tanzil pada tangannya. Membuat jari mereka saling bertautan.

"Sinting." ucap Tanzil pedas menghempas genggaman itu.

"DADDY! RORA DIKATAIN SINTING SAMA CALON IMAMMM!"

Teriakkan Rora itu menggema hingga sampai ke telinga Altas, yang posisinya tengah mengobrol dengan Patrick dan juga Vino.

"LO 'KAN EMANG SINTING!" timpal Aster juga berteriak.

Pletak!

Sudah tau 'kan apa yang akan terjadi? Ya, Altas meleparkan apapun yang ada dalam genggaman tangannya pada sang putra. Dengan alasan karna Aster menjelekkan anak tersayangnya. Kali ini tau apa yang Altas lempar? Yap! Pisau lagi, untung hanya terkena lengan Aster.

"Minta maaf." titah Altas datar, Aster menghela nafasnya panjang. "Hm. Maaf Ra." malasnya.

Dalam hati Rora tertawa puas, jangan main-main sama dia ya.

"Eh Kak. Nanti kalo Uncle sama Aunty udah ke luar negeri, Kakak sering-sering aja nginep di rumah Ciko." celetuk Ciko memberi saran.

TANZIRA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang