Happy reading!♡♥
***
Rora menggeleng dengan raut wajah memohon, ia berdiri tepat di depan seorang laki-laki yang jatuh tersungkur bersimbah darah. "Aster stop..." lirihnya.
Melihat kakaknya yang begitu memohon, Aster yang semula bak iblis seketika berubah melembut. Detik itu juga rasanya kaki Rora tak kuasa berdiri, tubuhnya merosot menyentuh tanah. "Kenapa... Lo kenapa Ter.." tanya Rora dengan suara lirihnya.
"Pulang." Singkat Aster segera menarik tangan Rora untuk ikut bersamanya. Dengan tegas Rora menggeleng.
"Pulang!" bentak Aster keras.
Bagaimana bisa Rora tega meninggalkan Raja dalam keadaan begitu, "Gue kakak lo! Stop perlakuin gue layaknya adik." Ujar Rora dengan tatapan tajam.
Kalimat yang Rora ucapkan benar-benar melukai hati Aster, tanpa berkata apapun ia meninggalkan rora tanpa menengok perempuan itu sedikitpun. Andai Rora tau betapa bahayanya tempat yang tengah ia singgahi itu.
Selepas kepergian sang adik, Rora langsung menghampiri Raja dan memeluk tubuh cowok itu. Raja membalas pelukan Rora.
"Raja.. Kenapa Raja nggak balas?... Rora tau Raja sengaja'kan nggak balas Aster?" tanya perempuan itu diselingi isak tangis.
"Gue gapapa, Ra."
Rora langsung melepas pelukannya. "Raja gapapa apanya?! Liat aja tubuh Raja banyak darahnya gitu." Protesnya tak terima. Raja tersenyum lalu menyeka darah yang keluar ddari sudut bibirnya.
"Ayo pulang, Aster pasti khawatir sama kamu."
"Kan Rora masih belum mau pulang..."
Raja menyentuh pipi Rora lembut. "Ini salah aku, tadi bawa kamu keluar tanpa ijin."
Diperjalanan pulang hanya ada keheningan, tidak ada salah satu dari keduanya yang ingin memulai percakapan. sampainya di pagar depan rumah Rora 'pun ada hal yang membuat Rora enatap bingung, mobil Raja tak di perbolehkan masuk dan ia langsung di jemput oeh anak buah ayahnya.
"Gapapa, aku pulang dulu ya." Ujar Raja berusaha menenangkan Rora, padahal jika boleh jujur hatinya juga sama tidak tenang.
Rora membalas dengan senyum. "Rora masuk dulu."
"Siapa yang ngajarin kamu berani keluar tanpa izin Bunda apalagi Daddy?"
Altas dengan wajah seriusnya mengahadang Rora yang baru saja smpai di depan rumah. Tak seperti biasanya, pria itu sama sekali tak memperbolehkan Raja masuk. Bahkan secara terang-terangan menyuruh laki-laki itu meninggalkan rumahnya.
"Kan sama Raja... Rora selalu aman sama dia."
"Sudah merasa paling aman?"
Rora menggeleng. "Bukan gitu maksud Rora.." Altas melingkarkan tangannya di depan dada, "Kenapa nolak di ajak pulang Aster?"
"Aster di suruh Daddy?"
Dengan tenang Altas mengangguk mengiyakan. "Disana bahaya, Aurora." ujarnya serius.
Lagi-lagi Rora dibuat tak mengerti, bagaimana ia bisa mengerti jika ia saja selalu tidak boleh mengetahui apapun. "Jelasin ke Rora."
"Belum saatnya kamu tau."
Hanya kalimat singkat itu yang Altas berikan, sebelum akhirnya lebih memilih pergi meninggalkan rumah. Rora menghela nafasnya Panjang, "Kenapa gue selalu nggak boleh tau? Ini semua tentang gue..."
Teringat jika tadi sang ayah menyebut nama Aster, dengan segera Rora mencari laki-laki itu di setiap sudut rumah. Sampai akhirnya ia menemukan Aster tengah berada di lantai paling atas rumah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANZIRA [SELESAI]
Teen Fiction[Follow dulu oke.] #9 in wattpad indonesia Spin of Asterlio Bagi Aurora, Tanzil adalah segalanya. Tidak ada alasan apapun yang bisa menghentikan semangatnya untuk mengejar cinta cowok itu. Bagi Tanzil, Aurora pun segalanya. Namun ada banyak yang m...