01.ELFATH

301 30 6
                                    

Matahari pagi bersilau begitu cerah seperti menandakan bahwa kehidupan didunia ini begitu bersinar selayaknya cahaya matahari yang selalu menyinari seisi bumi ini. Tapi sebesar apapun cahaya yang dihasikan tetap tidak bisa menyinari kehidupan seorang Elfath.

Elfath bangun dari tempat tidurnya, dia melirik jam sudah menunjukan 6.00 wib dan segera bersiap untuk berangkat kesekolah. Setelah semuanya selesai Elfath melangkah menuju kamar adiknya.

"Selamat pagi Adik Abang yang tercantikk sedunia." Elfath menangkup kedua pipi adiknya sambil tersenyum.

"Pagi juga Abang Ara yang terjelek sedunia," ujar Ara sambil memperlihat deretan giginya

"Gemess banget deh adik siapa sih." Elfath mengangkat Ara kekursi rodanya

"Adiknya Elfath bintang Adrian," Seru Ara dengan Suara yang keras

Elfath Mengacak Rambut Adiknya, "Mari kita berangkat kesekolah wahai tuan putri."

"Baiklah prajuit, mari kita berangkat sekarang juga." Ara terlihat begitu semangat hari ini

Elfath melangkah keluar dari kamar Adiknya, Dia tidak henti menjahili dan mengajak Ara bercanda. melihat senyumam terbit dibibir Adik kecilnya membuat Elfath ikut menarik bibirnya menjadi sebuah lengkungan senyuman yang sangat manis.

Senyum keduanya pudar saat melihat Erin melangkah menuju keduanya.

"Sayang sarapan dulu." Erin melirik keduanya dengan tatapan tidak suka

Elfath hanya melirik Erin tanpa niat menerima ajakan wanita itu dan melangkah melewati Erin begitu saja.

"Kalau mama kamu bicara didengerin," ucap Satria saat melihat istrinya diacuhkan oleh anak nya

Elfath menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. " Bukan urusan saya."

Satria kesel melihat tingkah Elfath yang ga pernah berubah.

"Seharusnya kamu itu sadar diri, istri saya sudah berbaik hati mau mengurus kalian.

"Kami tidak pernah menyuruh dia untuk mengurus kami."

Elfath dengan santai melewati papanya tanpa tersenyum sedikitpum

"KAMU ITU..." ucapan Satria terputus saat Erin menyelanya

"Sudah pa, mereka itu benar, seharusnya disini mama yang tau diri , mama nggak pantas untuk jadi ibu mereka," ujar Erin dengan suara yang dibuat menyedihkan

"Cihh wanita iblis." Elfath tersenyum kecut mendengar penuturan dari mama tiri nya

Ara menarik ujung seragam Elfath.
"Abg, ayuk berangkat nanti kita terlambat."

"iya Dek." Elfath langsung menuju mobilnya untuk berangkat kesekolah
.....

"Morning semuanya," sapa Zia semangat saat melihat kedua orang tuanya sudah berkumpul dimeja makan

"Pagi , sarapan dulu sayang." ujar Anisa lembut kepada putrinya

"Zia makan disekolah aja Ma , lagian bibi sudah buatin bekal ."

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang