Update lagi guys. Beberapa prat aku nulis sedikit lebih panjang ya. Jangan bosan bacanya. Semoga Kalian suka.
Ohhya yang jadi silent reader ga temanan wkw.
Bintang dan coment kalian, semangat ku🌻Happy reading🌻
Hari minggu, ke tujuh remaja dan satu gadis kecil sudah berkumpul dikediaman Anggara. Hari ini mereka sudah sepakat untuk belajar bersama. Tiga hari lagi mereka akan mendaftarkan snmptn dengan jurusan dan universtitas keinginan masing-masing.
Anisa membawa beberapa cemilan dan minumam dihalaman belakang rumah. Terlihat Zia dan sahabatnya sedang serius belajar diatas karpet yanh digelar di samping kolam renang.
"Kalian minum dulu."pinta Anisa meletakkan minuman dihadapan mereka semua.
"Tante tau aja nih, kita udah pada haus." ujar Yogi menyengir tak jelas.
Anisa hanya tertawa, hatinya merasa hangat melihat putrinya yang memiliki sahabat sebaik mereka semua.
Pandangan Anisa fokus melihat gadis kecil yang duduk diapid oleh Elfath dan Zia sedang sibuk mengambar.
"Ara, Lagi gambar apa?" tanya Anisa lembuy
"Ara, lagi gambar gunung, Tan." jawab Ara sembari melihat kearah Anisa.
"Gunungnya cantik."
"Ara itu sangat suka melukis, Ma." jelas Zia kepada Mamanya.
"Bagus ya. Diana juga suka melukis sama seperti kamu." ucap Anisa tak sadar menyebut nama Diana.
"Tante, kenal sama bunda?" tanya Ara menatap Anisa dengan pupilnya yang membesar.
"Kalian, semangat belajarnya ya!" ucap Anisa mengalihkan pertanyaan Ara. Wanita paruh baya itu segera melenggang pergi meninggalkan tatapan curiga dari Elfath.
"Capek juga fokus belajar. Lebih baik kita nyemill dulu." ucap Mirza yang sudah mulai mengemil.
Mereka semua asik memakan cemilan yang dibawa Anisa sampai habis. ditemani oleh lelucon yang selalu setia dipersembahkan oleh Arya dan Yogi, membuat mereka ketawa sambil menikmatin cemilan yang enak.
"Zia, cemilannya habis." ucap Cici sambil menyengir tak jelas.
"Nanti, Aku ambil lagi." ujar Zia yang sangat mengerti. Jika bersama begini, tidak seru jika tidak ada cemilan. wkwkw.
Mereka semua sibuk belajar dengan buku masing-masing. Mereka juga saling mengajari dan membantu jika tidak ada yang bisa. Suasana terlihat sangat hangat dilengkapi oleh candaan dan keluhan yang keluar dari mulut mereka.
"Gue nyerah, bosan belajar mulu." ucap Yogi mengangkat kedua tangan nyerah dengan raut wajah memelas.
"Capek juga belajar mulu." ucap Mirza yang langsung merebahkan tubuhnya asal.
"Kalian gimana sih. Baru bentar aja udah nyerah." ujar Cici sambil memukul Mirza yang sudah rebahan.
"Lu belajar sama Arya aja tuh." ucap Mirza sambil menunjuk kearah Arya. Arya masih fokus dengan buku yang
"Lu cocok sama Arya. Sama-sama hobi belajar." sahut Yogi menenggelam wajahnya diantara buku dihadapannya.
Zia dan Villa yang sempat berpamitan untuk ketoilet. sudah kembali dengan membawa banyak cemilan dari dalam. Hal itu membuat Mirza dan Yogi kembali bersemangat.
"Kalau lihat makanan langsung semangat." cibir Arya yang masih fokus dengan bukunya.
Sedangkan Elfath dan Alif sedang duduk pasrah dihadapan gadis kecil yang sedang memegang cat warna. Entah Apa yang dilakukan oleh Ara kepada dua cowok tersebut yang kelihatan sangat pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Teen FictionElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...