Sepulang sekolah, Zia meminta izin kepada orang tuanya untk mengunjungi makam lelaki yang pernah memberi warna dihidupnya.
Gadis yang masih mengunakan seragam sekolah, membawa sebuket mawar putih. lelaki yang sudah duluan pulang ke sang pencipta itu sangat menyukai mawar putih karena selain harum dan lembut, mawar putih juga melambangkan kesucian dan ketulusan. Dulu dia tidak pernah absen mengirimi mawar putih untuk gadis yang dicintainya.
Zia meletak bunga yang dibawa dan membersihkan pusaran terakhir Raja."Assalamualaikum Kak Raja, Maaf Zia baru bisa kesini lagi sekarang."
Raja Pratama, lelaki pertama yang bisa mengisi hati gadis bernama Zia almahira. Keduanya sudah bersahabat sejak kecil, Sejak memasuki Sma keduanya mulai mengunggkapkan perasaan satu sama lain, walaupun tidak menjalin hubungan lebih dari sahabat tapi semua orang mengira mereka pacaran karena mereka sangat dekat. Tragedi dua tahun yang lalu, membuat sosok yang selalu melindungi sahabatnya pergi untuk selamanya, meninggalkan perempuan yang dia cintai sendirian mengalami trauma akibat tragedi itu.
"Kak, Zia minta maaf, karena aku nggak bisa jaga hati untuk kak raja. Sekarang hati Zia sudah diduduki oleh sosok laki-laki bernama Elfath Bintang Adrian, Dia orangnya baik, penyayang, Aku nyaman jika dekat dia. Walaupun sekarang Kak raja bukan lagi tokoh utama dalam hidup Zia, tapi Kak raja tetap punya ruang khusus dihati aku,sampai kapan pun Zia tidak akan lupa sama Kak raja." ucap Zia mengusap nisan yang tertulis nama Raja Pradipta bin Alexendar. Hati nya sangat merindukan sosok sahabat sekaligus lelaki yang dicintainya setelah Papa, lelaki yang selalu menjaga nya sampai akhir hayat.
"Zia pamit dulu Kak, Semoga Kak Raja tenang disana." pamit Zia langsung beranjak pergi dari makam
Zia berdiri sendiri menunggu taksi online yang sudah dia pesan. Jalan disana sangat sepi, tidak ada seorang pun yang lewat.
"Hallo Cantik!" ucap seorang lelaki yang berdiri tepat dibelakang Zia. Entah dari mana lelaki itu berasal.
Zia memalingkan muka kebelakang, memastikan siapa orang itu." K-kamu, ke-kenapa bisa ada disini." raut wajah gadis itu tiba-tiba berubah saat melihat orang yang berdiri dibelakangnya.
"Gua kangen sama lu." Fadli hanya tersenyum smrik kearah gadis yang sudah menghadap ke arahnya.
Zia langsung memutar balikan tubuhnya untuk segera pergi dari cowok itu. Fadli dengan cepat mencengkram tangan Zia, sebelum gadis itu melangkah pergi.
"Lepasin tangan gua." Zia memberontak saat Fadli membawa nya pergi.
"Lepasin gua Fadli." Kejadian 2 tahun lalu, kembali terbayang dipikiran gadis itu. Sekarang Zia hanya takut, Kejadian itu terjadi kembali. Taksi online yang dipesannya pun belum datang, membuat Zia binggung harus meminta tolong ke siapa. Zia merintih sakit, saat tanganya dicengkram keras oleh lelaki yang sudah menyeret nya dengan paksa. Gadis itu hanya bisa berharap, semoga ada orang baik yang menolong dirinya.
"Ya Allah, lindungi aku dari hal yang buruk." Zia berdoa dalam hati.
"Sekarang nggak akan ada lagi yang nolongin lu." Fadli semakin keras menarik tangan Zia menuju mobilnya yang terparkir sedikit jauh dari gerbang masuk pemakaman
Sepulang sekolah Elfath berencana untuk mengajak Zia untuk pulang bersama, tapi kata sahabatnya Cici, gadis itu sedang mengunjungi makam sahabat lamanya. Elfath meminta Cici untuk menemaninya karena lelaki itu tidak mengetahui dimana makam sahabat Zia. Sekarang mereka sedang berada didalam mobil Elfath.
Elfath menatap heran saat melihat siswa baru itu mencengkram tangan Zia berat.
"Kak El, Gawat i-itu Fadli." Cici terkejut saat melihat lelaki yang sedang menarik tangan sahabatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Teen FictionElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...