53. Elfath

33 7 0
                                    

Updatee guyss
Aku harap kalian bisa suka sama cerita ini
Kalau sempat jangan lupa bintang dan komentarnya ya guys.
Makasih semua

Happy reading🌻
_____________

Cuaca pagi hari ini terlihat sejuk, cahaya matahari pun seperti malu keluar untuk menerangi penjuru bumi. Gadis yang sudah siap dengan kaos hitam dan celana training sedang mempersiapkan peralatan untuk latihan. Setelah pulang liburan. Sekarang Zia kembali sibuk  untuk persiapan thomas cup yang akan di laksanakan dua hari lagi.

"Bersenang-senang dahulu. Bersusah-susah kemudian." ucap Zia dengan bernada, sembari menyampirkan tas raket di pundak kirinya.

Zia menuruni tangga dengan wajah yang sangat semangat.  ia berlari kecil menuju Anisa yang sedang mempersiapkan sarapan di meja makan.

"Selamat pagi Mamaku yang cantik." ucap Zia sembari mencium pipi sambil memeluk tubuh ramping wanita paruh baya itu

Anisa tersenyum manis saat melihat tingkah Zia yang sudah ceria seperti dulu lagi. " Tumben banget manja." ucap Anisa mengusap surai hitam milik putrinya itu.

"Dua hari ga ketemu Mama. Rasanya rindu banget."

Anisa terkekeh mendengar perkataan putrinya itu." Bisa aja kamu. Ya udah kita sarapan dulu," ucap Anisa.

Zia hanya menggangukan kepalanya sambil tersenyum. Melihat makanan yang terhidang di hadapannya membuat cacing di perutnya semakin berdemo.

"Liburannya gimana nak?"

"Liburannya seru banget Ma. Di sana kita semua kelihatan bahagia seperti ga ada beban. Kita bisa tertawa lepas, teriak bebas. Pokoknya seru banget, Ma," Jelas Zia  dengan semangat.

"Kalau ada Mama pasti liburannya makin seru," ujar Anisa

"Mama udah tua, ga boleh liburan sama anak muda," ucap Zia bercanda.

Anisa menatap kesal ke arah Zia. Bisa-bisanya putrinya mengatai dirinya tua. " Ya udah, nanti Mama liburan berdua bareng Papa. Kamu ga diajak," ucap Anisa melupakan suatu  fakta.

"Papa," lirih Zia dengan air mata yang tiba-tiba menetes.

Anisa terdiam bisu mengingat sebuah fakta bahwa semuanya sudah tidak seperti dulu lagi. Anisa telah membuat putri semata wayangnya kembali mengingat peristiwa yang membuat mereka berdua benar-benar hancur kehilangan sosok lelaki yang selalu menyayangi mereka.

Anisa menghapus kasar cairan bening yang sudah lancang keluar dari pipi tanpa sepengetahuan putrinya. "Kamu harus makan yang banyak biar kuat." ucap Anisa dengan suara serak sembari menambah makanan di piring Zia.

Zia menatap wajah wanita paruh baya yang juga kelihatan sedih. tapi bedanya wanita itu memilih untuk menyembunyi rasa sedih dari dirinya.

Zia mengangguk semangat kemudian menghapus air mata di pipinya. Tidak mau membuat Mamanya semakin sedih. "Makasih,  Ma." ucap Zia  semangat melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.
...

"Assalamualaikum." ucap lelaki sambil mengetuk pintu dihadapannya dengan semangat.

Zia mengomel tak jelas melangkah ke arah pintu. "Siapa sih, pagi-pagi udah bertamu ke rumah orang." omel Zia yang langsung membuka pintu rumahnya

Zia tersentak kaget saat melihat  manusia berjenis lelaki berdiri di hadapannya sembari tersenyum manis."Kenapa ke sini?" tanyanya dengan raut wajah heran.

"Jemput kamu latihan," ucap lelaki itu santai.

"Perasaan ga ada yang minta jemput deh," ucap Zia pelan

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang