57. Elfath

84 8 1
                                    

Satu prat sebelum semuanya berakhir
Ayukk isi kolom komentarnya ya
Semoga suka
Sayang kalian🌻

Happy reading All

Lima remaja dengan penampilan yang jauh dari kata baik berlari mendorong brankar Elfath yang sudah tidak sadar diri melewati koridor rumah sakit dengan wajah yang khawatir.

"El, Lu harus bertahan." lirih Alif dengan air mata yang sudah turun deras. Manusia kutub itu sangat jarang menangis di hadapan banyak orang. Melihat kondisi sahabatnya antara hidup dan mati. Membuat Alif tidak bisa menahan rasa sesak di dadanya.

"El anak kuat. Dia pasti selamat." ucap Arya kepada semua sahabatnya yang kelihatan sedih. Walaupun Arya sendiri tidak percaya dengan omongannya. Persen untuk Elfath selamat hanya kecil. Tapi mereka semua yakin dengan takdir Allah.

Alif meluruhkan tubuhnya di lantai dingin malam rumah sakit, menyandarkan tubuhnya di dinding. Dengan cairan bening yang terus memgalir. Alif menopang kepalanya dengan kedua tangan. Memikirkan keadaan Elfath yang sedang dioperasi oleh dokter di dalam ruangan sana.

Arya, Yogi, Mirza duduk di kursi dengan wajah yang sangat kacau. Mereka bertiga berusaha untuk tidak menangis, padahal pelupuk mata mereka sudah berair,hanya tinggal menetes.

Zia yang berdiri didekat pintu ruangan Elfath di rawat dengan wajah yang gelisah, tatapan gadis itu mampu menyadarkan semua orang, kalau sekarang keadaannya sedang hancur.

"Kak El ga boleh ninggalin Zia." lirih Zia sendu menatap ke arah pintu ruangan yang tak kunjung buka.

"Al, keadaan Elfath gimana." tanya Anna yang baru saja sampai dengan nada khawatir.

Alif hanya menatap kosong ke arah depan tidak memperdulikan pertanyaan Anna.

Arya yang menyadari kondisi sahaabatnya itu. Langsung angkat bicara karena tidak enak dengan tante Anna."Elfath masih ditanggani sama dokter. Tante duduk dulu."ucap Arya sopan.

Satria melangkah cepat menuju ruangan putranya itu. Satria tidak akan memaafkan dirinya, jika terjadi sesuatu kepada Elfath.

"Elfath, dimana." lirih Satria dengan wajah panik.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan dari Satria. Arya, Yogiz Mirza hanya terdiam kaget melihat sosok Satria datang ke sini

"Kenapa kalian cuma diam. Dimana anak saya." sentak Satria dengan tatapan yang memerah karena menahan nangis

Alif berdiri dari posisinya, menatap marah ke arah pria paruh baya yang berdiri tidak jauh dari nya

Bugh

Satu pukulan Alif layangkan kewajah Satria. "Peduli apa lu sama Elfath, hah." teriak Alif yang kembali melayangkan pukulan pada Satria

Satria menerima semua pukulan dari Alif yang ia ketahui sebagai sahabat yang paling akrab dengan Putranya Elfath. Satria bisa melihat tatapan kecewa dari Alif terhadap dirinya. Alif saja bisa kecewa, apalagi Elfath, mungkin putranya itu tidak mau bertemu dengan dirinya lagi.

"Al, udah. Kasian om Satria." Arya mencoba menahan Alif agar tidak kembali memukul Satria.

"Dia memang pantas mendapatkan semua ini." ucap Alif tajam. Alif mendorong tubuh Arya keras agar melepas dirinya.

"Pukul saya lagi. Saya emang pantas mendapatkan ini semua." pekik Satria terdengar sendu dengan sudut bibir yang sudah berdarah . Semua pukulan yang ia dapatkan dari Alif, Tidak sebanding dengan perbuatan jahatnya kepada Elfath selama ini.

Alif hendak kembali melayangkan pukulan terhadap Satria. Ucapan dari Zia malah membuatnya berhenti.

"Kak El, ga akan senang lihat kak Alif mukulin om satria." lirih Zia sendu yang masih berdiri di depan pintu ruangan Elfath.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang