30. Elfath

66 11 4
                                    

Hai semua.
Aku datang lagi nih hehhe.
Siapa yang udah nungguin Elfath up?

Bintang dan komentar kalian sangat berharga bagi saya🌻

Happy reading🌻

Di ruangan khusus dokter spesialis
kanker, terdapat lima remaja yang masih mengenakan seragam sekolah sedang berbincang dengan dokter.

Elfath dan Alif yang duduk dikursi didepan meja dokter, sedangkan Arya, Mirza dan Yogi berdiri dibelakang Elfath dan Alif. Dokter sudah melarang mereka  untuk tidak masuk semua. Tapi para remaja tersebut bersikeras ingin masuk. Akhirnya dokter tersebut yang mengalah, jika berurusan dengan remaja yang keras kepala seperti mereka tidak akan habisnya.

"Jadi, Bagaimana keadaan Elfath, dok?" tanya Arya yang sudah tidak sabar mendengar penjelasan dari dokter. Arya berharap ada kabar baik yang keluar dari mulut dokter dihadapannya ini.

"Cepatan dok." celetuk Yogi yang kesal karena melihat dokter yang hanya diam saja.

"Kalau kalian ga sabaran. Mending keluar." ucap dokter Angga dingin.
Dokter Angga menghela nafas melihat raut penasaran dan kekhawatiran dari mereka semua. dokter Angga bisa melihat ketulusan dari mata mereka. Mereka bener-bener peduli akan keadaan sahabatnya yang mempunya penyakit serius.

"Kanker paru-paru yang diderita Elfath sudah ketahap stadium akhir atau stadium 4a." ucap dokter Angga.

"Maksudnya gimana dok." tanya Arya yang tidak mengerti dengan ucapan dokter angga

"Pada tahap ini, kanker telah menyebar di dalam paru-paru atau ke satu area di luar paru-paru.Gejala yang terjadi di stadium ini, di antaranya kelelahan, perubahan emosi, nyeri, sulit bernapas, batuk hingga batuk berdarah, dan perubahan nafsu makan

Gejala yang disebutkan oleh dokter Angga. Beberapa hari belakangan ini memang terjadi pada Elfath. Elfath Sering merasa lelah yang berlebihan padahal Elfath tidak pernah mengerjakan suatu perkerjaan yang berat dan Elfath pernah batuk berdarah saat selesai bermain hujan tempo hari lalu.

"Masih ada harapan dok?" tanya Elfath dengan raut wajah pasrah.

"Kita usaha semampu kita. setelah itu kita serah kan semuanya kepada sang pencipta."

"Sulit untuk melawan kanker dok, apalagi sudah stadium akhir."

"Katanya cowok kuat, gini aja udah pasrah. Kamu itu harus kuat. yakin kalau kamu pasti sembuh walaupun harapannya hanya sedikit." ucap dokter Angga berusaha memberi semangat kepada pasien yang sudah dianggap adek oleh nya

Satu tahun lebih Elfath sudah menderita kanker paru-paru yang ada ditubuhnya. Elfath selalu berusaha sembuh demi orang yang ia sayang. Ia sudah ditakdirkan untuk hidup susah bahkan disaag dia berusaha untuk bangkit. semesta terus sajah punya cara untuk membuatnya jatuh kembali.

"Minggu depan jangan lupa kemotrapi." ucap angga

"Ga janji." Elfath melenggang pergi dari ruangan dokter dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Melihat Elfath yang pergi begitu saja. Keempat sahabatnya pun langsung mengikuti jejak Elfath.

"Kami permisi dulu dok." ucap Arya lalu berlari keluar dari ruangan dokter angga mengejar langkah sahabatnya yang sudah jauh."

Angga menggeleng melihat tingkah mereka."Semoga suatu saat nanti Elfath bisa merasakan sedikit kebahagian didunia ini."

Elfath berdiri diparkiran dengan tubuh bersandar pada motor besarnya. Raut wajah datar yang menyimpan banyak luka. Tatapan kosongnya bisa membuktikan kalau lelaki itu sedang tidak baik. Elfath bingung sama diri sendiri. Sekarang apa yang harus ia lakukan dengan keadaan tubuhnya yang lemah ini. Bagaimana ia bisa menjaga Perempuan yang ia sayangi. Sedangkan ia tidak bisa menjaga tubuhnya sendiri dari penyakit sialan ini.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang