54. Elfath

39 5 1
                                    

Yuhui aku kembali lagi nih
Bagaimana kabar kalian?
semoga selalu baik-baiknya🌻
Bintang dan comentnya jangan sampai lupa🌻

Happy reading All🌻


Zia sudah siap dengan kaos putih di lapisi jaket dan celana jeans, dengan sepatu sneaker warna putih duduk di pinggir kasurnya. Hari ini, dia akan berangkat ke thailand untuk perwakilan atlet bulu tangkis indonesia.

Sejak semalam Zia sudah berusaha untuk menghubungi Elfath. Sayangnya lelaki itu tidak pernah mau mengangkat satupun panggilan dari nya

Zia menghela nafas pasrah, raut wajah yang kelihatan lesu, mata yang kelihatan lelah. Jari jemarinya menari diatas keyboard mengetik sebuah pesan ke pada seseorang.

Kak Elfath🐈

Kak, hari ini Zia berangkat. Pesawat akan takeoff jam 10.

Senyuman langsung terukir saat melihat nama kontak tersebut sedang online. Zia sangat berharap pesannya segera berubah menjadi centang biru. Harapannya pupus saat melihat Elfath sudah tidak online. Bahkan sekarang Elfath enggan membaca chat dirinya.

"Nak, kita berangkat sekarang ya." ucap Anisa yang baru saja memasuki kamar Zia.

Zia kembali menghela nafas pasrah. Sepertinya tidak ada harapan untuk Elfath datang menemuinya. Padahal Zia sangat butuh kehadiran Elfath untuk menyemangati dirinya.

Zia beranjak dari kasurnya, menyimpan ponsel di dalam slingbag. Kemudian melangkah keluar dari kamarnya dengan satu koper ukuran besar.

...
Selama perjalanan menuju bandara. Zia hanya melamun menghadap ke arah jendela mobil. Saat melewati jalanan raya, Kilasan dirinya bersepeda dengan Elfath kembali terlintas di benak. Rasanya baru kemarin mereka tertawa lepas. Tapi kenapa sekarang semuanya berubah dalam sekejap.

Zia tersenyum hangat saat melihat sahabatnya sudah berkumpul di pintu masuk bandara. Senyuman tersebut langsung pudar saat tidak menemukan sosok lelaki yang dia harapkan.

"Atlet kebanggaan kita sudah datang nih." pekik Arya sembari menepuk tangan

Zia hanya tersenyum menanggapi perkataan Arya. Netra hitamnya fokus ke arah  lelaki yang berdiri dengan wajah datar."Kak Alif."  panggil Zia

Alif hanya menaikan sebelah alisnya. Sekarang lelaki itu sedang tidak mood untuk mengeluarkan sepatah katapun.

"Kak El ga datang."ucapnya dengan nada terdengar sendu.

Alif hanya menggelengkan kepalanya. Sebenarnya Alif datang ke bandara berharap bisa bertemu dengan Elfath. Sejak semalam Elfath tidak bisa dihubungi. Hal tersebut membuat Alif khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

"Ya udah, kita tunggu di dalam aja." ucap Anisa tersenyum ke mereka semua.

Zia, Arya, Cici,Yogi, Mirza, Alif dan Anisa memasuki bandara. Suasana di bandara sangat ramai. Terlihat cosh Arif yang sedang duduk dikursi tunggu.

"Cosh Arif."Panggil Zia menghampiri pelatihnya

"Akhirnya sampai juga." ucap Arif bernafas lega melihat atlet kebanggaannya telah tiba.
...
Jam sudah menunjukan pukul sembilan lewat. Terlihat lelaki yang masih  menutupi tubuhnya yang mengigil kuat. Seluruh tubuhnya sangat hangat dan lemas. Bahkan semalam penyakitnya kembali kambuh.

Biasanya jika sedang dalam keadaan seperti ini, selalu ada sahabatnya yang setia menemani. Rasa kecewa yang dialami oleh lelaki tersebut membuatnya enggan untuk memberi kabar kepada sahabatnya seperti biasa jika penyakit yang dideritanya kembali kambuh.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang