10. Elfath

132 18 4
                                    

Bahkan  aku tidak pernah mengusik hidup mereka, tapi mereka dengan mudahnya mengusik kehidupan ku


Zia berjalan sendirian menuju ke toilet, koridor sekolah terasa sepi karena bel pertama sudah berbunyi 30 menit yang lalu. Sekarang keadaan gadis itu sudah lebih membaik dari sebelumnya, ruam merah dipipinya pun sudah hilang. Selesai menuntaskan panggilan alamnya, Zia langsung menuju kelas, soalnya sekarang kelas nya sedang melakukan ulangan kimia. ketika kaki gadis itu keluar dari area toilet ,tiba tiba tangan nya ditarik kasar oleh seseorang.

"Lepasin, Kalian mau bawa aku kemana?" Zia berusaha memberontakan diri agar bisa lepas dari cekalan orang itu.

Mereka hanya tersenyum smrik melihat kearah Zia dan memperat cekalan dikedua tangan gadis itu.

Brak
Sesampai digudang belakang sekolah, tubuh Zia didorong sampai kepalanya terbentur dengan kursi  bekas yang berserakan.

Zia memegang ujung pelipisnya yang terasa sakit akibat benturan yang lumayan keras.

"Akhirnya kita ketemu lagi cewek murahan!" ucap Sania yang sedang terduduk manis dikursi dengan kaki yang dilipat dan jari yang sibuk memainkankan ujung kukunya

"Apa sih mau kalian?" Tanya Zia sambil menepuk tangan nya untuk menghilangkan bekas debu yang menempel.

"Gue cuma mau main sebentar sama lu. Sepertinya seru!" Sania mendekati gadis itu dengan senyuman smrik.

"Gue udah pernah ingetin lu, Jadi cewek jadi kegatalan bisa ga?"

"Aku bukan cewek gatal kayak lu," Zia sama sekali tidak merasa takut menghadapi tiga perempuan didepannya itu.

"Tadi pagi lu cuma pura pura sakit supaya bisa dekat sama Elfath kan. Dasar kecentilan." Sania mendorong keras bahu Zia.

"kamu iri sama aku? Karena Elfath dekatin gua ya. tup tup kasian banget! yang kegatelan itu lu bukan gua. udah tau cowok nya ga mau sama lu ,tapi masih aja dikejar, Hahahha!" Zia malah tertawa renyah dihadapan sania

"Ga tau diri!" Sania menampar keras pipi dan mendorong tubuh Zia sampai terjatuh. Sania terus menampar dan menjambak rambut gadis didepannya itu tanpa memberi celah Zia untuk menghindar.

Sudut bibir yang sedikit mengeluarkan darah dan rambut yang acak, Masih tidak bisa membuat gadis yang sedang disiksa itu merasa ketakutan.

"kamu pikir! dengan cara nyiksa aku, Elfath bakalan ngelirik kamu, Percuma tau ga." Zia kembali tertawa keras dihadapan mereka semua. Zia berusaha mengkumpulkan tenaga untuk berdiri.

"Kamu nggak berhak ngatur hidup aku. terserah aku mau dekat sama siapa, itu semua bukan urusan kamu." Zia menunjuk mata gadis yang sudah menyiksanya dengan jari telunjuknya.

Zia memang merupakan anak manja, tapi kedua orang tuanya juga mengajari dia untuk menjadi perempuan yang kuat, mandiri dan bisa membela diri sendiri. Sangat mudah bagi Zia untuk melawan geng sania,tapi gadis itu memilih untuk tidak melakukan kekerasan.

Sania dkk terkejut mendengar perkataan gadis yang sudah berdiri didepan mereka. mereka pikir gadis didepannya itu merupakan gadis yang akan menangis dan meminta ampun saat disiksa. Tapi, ternyata mereka salah, Zia sama sekali tidak merasa ketakutan malah dia berani melawan.

Tidak mau kalah, Sania menyuruh Geng nya untuk kembali memegang kedua tangan Zia. Gadis yang sudah dibutakan oleh cinta nya pergi kesudut ruangan untuk mengambil sebuah gelas yang sudah disiapkan untuk diberikan kepada korban.

"Jus bawang putih, ditambahin garam 3 sendok makan dan air bekas pel, Sepertinya Enak kalau diminum." Sania memperlihatkan gelas yang berisi bawang putih yang sudah yang diolah didepan muka Zia.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang