17.Elfath

112 16 3
                                    


Matahari kembali terbit sebelah timur  dengan sangat cerah. Sepasang sahabat sangat merasa kelelahan karena baru saja  selesai mengikuti rutinitas hari senin.
Baru sepagi ini kantin sudah penuh, tidak ada bangku kosong lagi. Selesai upacara, pihak sekolah memberikan waktu 15 menit untuk istirahat sebelum memasuki jam pelajaran pertama.

Yogi melambaikan tangannya saat melihat dua cewek yang sedang kebingungan karena tidak mendapatkan bangku.

"Gabung sama mereka aja Zi." ucap Cici yang melihat lambaian tangan Yogi. Cici langsung menarik tangan sahabatnya berjalan ke meja paling pojok disisi kantin.

"Ngapain lu disini." ucap Arya dengan nada bercanda

"Minggir lu." Cici menyenggol tubuh Arya agar bergeser sedikit, karena dia ingin duduk.

"Jangan kasar, lu cewek." Arya sedikit mengeserkan tubuhnya agar cewek disampingnya bisa duduk.

Elfath Langsung mengeser tubuhnya."Zia, sini" Lelaki itu menepuk bangku disampingnya, membiarkan gadis yang hanya berdiri diam itu duduk disampingnya.

"Seperti kak El dong lembut, bukan kayak lu bisanya cuma ngegas doang,"    ketus Cici kepada Arya

"Emangnya, Lu siapa gua?" tanya Arya

"Kalian berantem mulu sih, Awas nanti jodoh," celetuk Mirza

"Ogah." ucap mereka berdua serempak, Cici menatap tajam Arya begitupun sebaliknya.

"Gua dengar, kalau sekolah kita ada murid baru seangkatan sama kita," ujar Yogi

"Katanya sih, dulu dia pernah sekolah disini juga, tapi pindah ke luar negri, sekarang balik lagi ke sini padahal tinggal beberapa bulan lagi kelulusan. Aneh ya!" jelas  Mirza

Mereka semua tidak terlalu tertarik mendengar pembahasan anak baru itu. Mereka bukan tipikal siswa yang suka kepoin anak baru. berbeda dengan Zia, gadis itu penasaran siapa siswa baru disekolahnya.  Dia hanya ingin waspada, jika siswa baru itu bukNan cowok yang dia temui kemarin.

***
Suasana kelas Xll Mipa 3 sangat ramai seperti pasar ikan. Murid yang berada disana sibuk dengan kegiataan masing-masing, Elfath dan sahabatnya duduk berkelompok dipojok sudut kelas. Mereka membuat konser dadakan dikela. Arya yang memegang sapu seperti gitar, Yogi yang memukul meja  bak drum yang diikuti oleh beberapa teman cowoknya juga , Sedangkan Elfath, Mirza dan Alif sebagai vokalis dadakan. Semua murid ikut bernyanyi  setiap lirik musik yang keluar dari ke tiga vokalis dadakan itu. mereka larut dengan suasana sendiri tanpa memikirkan kelas sebelah yang lagi belajar.

Pak wawan menggelengkan kepala melihat tingkah murid nya yang sangat kacau, bahkan ada yang joget seperti orang kesurupan. Pria kepala botak dengan seragam dinas itu menghentikan kegiatan konser dadakan mipa 3. " Duduk ditempat masing-masing."

Semua murid gancir untuk duduk ditempat sendiri, sebelum pak wawan semakin marah. Sedangkan Elfath dan sahabatnya hanya santai saja, sebenarnya mereka tidak takut dengan guru dihadapannya, cuma mereka menghargai dia sebagai seorang pendidik dan orang yang lebih tua dari mereka.

"Pak, masih pagi jangan marah-marah, nggak baik buat penderita darah tinggi." ucap Arya dengan jelas

Pak wawan hanya melihat ke lima cowok dihadapannya dengan tatapan tajam dan kumisnya yang naik turun.

"Karena hari ini, guru bahasa indonesia sedang berhalangan hadir, maka saya yang akan mengantikan beliua." ucap pak wawan yang langsung dapat merubah raut wajah yang tadinya bahagia sekarang berganti kecewa dari murid mipa 3.

"Kelas kalian kedatangan murid baru. Fadli masuk dan perkenalkan diri kamu." ucap pak bagas to the point

Cowok pindahan dari sekolah luar negri memasuki kelas mipa 3, membuat kaum hawa disana, sampai tidak mengkedip mata melihat pesona dari anak baru itu yang termasuk tampan dan keren.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang