Awan hitam yang berhiasi langit siang hari, angin yang bertiup membuat suasana menjadi sejuk. Jam dinding sudah menunjukan pukul dua belas siang. Elfath sudah siap dengan baju koko putih, sarung hitam dan peci hitam untuk jum'atan. Sebelum pergi kemesjid, Elfath melangkah menuju kamar Ara untuk berpamitan.
Perlahan Elfath membuka pintu kamar dihadapannya. Terlihat Ara sedang sibuk melukis sesuatu dibuku gambarnya. kasur gadis kecil itu penuh dengan alat tulis dan cat warna. Ara terlalu fokus pada lukisannya hingga menyadari kehadiran Elfath yang sudah mulai mendekati nya.
"Lukisannya bagus." ucap Elfath membuat Ara langsung menoleh kearah abangnya.
Semenjak masuk sekolah dasar, Ara memang sangat gemar dalam hal melukis. Walaupun masih kecil, Ara sudah bisa menghasilkan lukisan yanh sangat bagus bagi anak seusianya. Saat Ara ulang tahun kemarin, Elfath membelikan semua alat yanh perlu untuk melukis dan membuatkan sebuah ruangan khusus untuk menyimpan setiap lukisan yang dibuat oleh adeknya.
"Abang mau kemesjid ya?" tanya Ara saat melihat Elfath sudah rapi
"Iya, nanti Abang pulang setelah ashar." Biasanya Elfath akan melakukan beberapa kegiatan setelah shalat jum'at.
"Abang hati-hati ya." ucap Ara sambil melanjutkan melukis.
Elfath mengelus puncuk kepala Ara lalu pergi meninggalkan Ara yang kembali sibuk dengan kertas putih dihadapannya.
Elfath memilih jalan kaki menuju kemesjid. Katanya biar dapat banyak pahala. Sepanjang jalan Elfath terus bershalawat dengan suara pelan. Banyak kaum hawa tetangga yang sengaja melakukan aktivitas diteras rumah seperti menjemur pakaian dan menyapu, agar bisa mencuri pandang terhadap Elfath. Hari jum'at adalah hari yang ditunggu oleh kaum hawa kompleks perumahan elit tersebut, Karena mereka bisa melihat ciptaan Allah yang hampir sempurna.
"Udah ganteng, rajin ibadah,paket lengkap." ucap Riska tetangga depan rumah Elfath tanpa mengalihkan tatapan dari Elfath.
"Mak, pengen cowok kayak Elfath." Teriak Ani sambil senyum-senyum sendiri.
Elfath terus saja melangkah tanpa menghirau kaum hawa yang sedang menatap nya dengan memuja. Bukannya ingin tebar pesona, Elfath lebih nyaman jalan kaki sekalian menghirup udara segar disiang hari.
Elfath sudah sampai dimesjid At taqwa, suasana mesjid masih sangat sepi. Jika pemuda lain lebih suka pergi mesjid ketika khutbah jum'at sudah dimulai, berbeda dengan Elfath. Lelaki itu selalu datang lebih awal. Tentram, damai, sejuk inilah yang selalu membuat Elfath betah kemesjid. Ketika dia memiliki masalah dia akan menenangkan dirinya dirumah Allah.
Elfath melangkah mengambil Al- qur'an dirak yang disediakan dimesjid. Kakinya melangkah menuju kearah pojok. Elfath akan murajaah sembari menunggu shalat jum'at dimulai. Setelah cukup melakukan murajaah. Mulut Elfath terus membacs shalawat dengan suara sangat pelan.
Pada hari Jumat disunnahkan untuk memperbanyak membaca shalawat. Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda:
"Barang siapa yang bershalawat kepadaku pada waktu ashar hari Jum'at 8o kali maka Allah mengampuni dosa-dosanya 80 tahun" (HR as Sakhawi dan lainnya)
"Perbanyaklah sholawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena sholawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari Kiamat nanti". (HR Al-Baihaqi).
Orang terus berlalu memasuki mesjid, suasana mesjid menjadi sangat ramai. Elfath bangun untuk menyimpan Al-qur'an ketempatnya semula. Setelah selesai melaksanakan shalat jum'at, Elfath menyempatkan dirinya untuk istighfar dan bershalawat sambil menunggu semua orang keluar dari mesjid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Teen FictionElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...