Apakabar semuanya!
Semoga kalian selalu sehat dan bahagia.
Seperti biasa
Bintang sama komentarnya jangan lupa👇
semoga suka👇Happy reading🌻
Setelah mengambil cuti sehari untuk mengikuti turnamen. Hari ini Zia kembali berperang dengan pelajaran yang membuat kepalanya pusing. Tatapan tidak suka kembali Zia dapatkan dari murid Sma mutiara. Dari awal masuk gerbang sekolah, banyak murid yang tidak segan-segan mengatai Zia dengan perkataan pedas.
"Malu-maluin sekolah aja"
"Gue juga bisa kali main bulu tangkis trus lumpuh deh ditengah pertandingan"
"Siapa sih yang ngirim orang penyakitan kayak dia ikut turnamen"
Sindiran dan tatapan meremehkan dari siswi yang berdiri dikoridor menusuk hati Zia. Sekarang semua orang benci kepada dirinya.
Zia berusaha untuk tidak peduli dengan keadaan sekitar dan mempercepat langkahnya untuk segera kekelas.
Langkah Zia terhenti saat siswi yang sok berkuasa disekolah ini menghadang dirinya
"Ohh jadi ini, atlet yang penyakitan itu." ucap Sania sambil tersenyum meremehkan yang didampingi oleh Rana dan Fika
"Minggir," ucap Zia dingin.
"Cihh, Gua enek lihat muka lu."
"Siapa lihatin muka Aku?"
"Lebih baik lu buang mimpi untuk jadi atlet hebat deh. Karena lu P-E-N-Y-A-K-I-T-A-N." Teriak Sania.
Semua murid yang melewati mereka, tertawa keras mendengar ucapan dari Sania.
"Orang penyakitan kayak lu ga pantas buat jadi atlet." ujar Rana yang berdiri disamping Sania.
Tawa meremehkan kembali didengar oleh Zia.
"DIAM." Teriak Zia membuat mereka semua terdiam.
"Aku ga peduli seberapa keras kalian mencoba menghentikanku dengan omongan kalian. Aku tidak pernah menyerah." ucap Zia
"Yang tau setiap perjuangan aku hanya aku sendiri. Kalian ga tau-tau apapun. Jadi stop mencampuri urusanku." sambung Zia menatap mereka semua tajam.
"Berani juga nih anak." ucap Sania
"Kenapa aku harus takut sama manusia yang ga punya hati seperti kamu?"
Ucapan Zia berhasil membuat Sania semakin kesal terhadapnya. Sania hendak melayangkan tamparan kepipi Zia.
"Mau ngapain lu." ucap Elfath dingin mencekat tangan sania yang hendak menampar Zia yang sudah memejamkan matanya.
"El-fath."ucap Sania gugup.
"Kalian ngapain disini. BUBAR!" Teriak Elfath membuat semua murid berhamburan untuk pergi
"Dan Lu, Kalau gue lihat Lu ganggu cewek gue sekali lagi. Gua pastiin lu akan menderita." Elfath hanya berniat mengancam Sania. Semoga cewek ini tidak lagi menganggu Zia.
Elfath tidak akan tega untuk menyakiti hati perempuan. Walaupun perempuan itu tidak memiliki sikap yang baik. Ia hanya tidak ingin, jika ia menyakiti perempuan, semua itu berbalik kepada Adiknya Ara. Ia terlalu sayang sama adiknya sampai ia harus menjaga perempuan.
Sania merasa suhu badannya panas, melihat wajah Elfath yang seperti menahan emosi membuatnya sangat takut.
"Gua akan buat lu menderita." Batin Sania
Sania dan gengnya segera pergi dari hadapan Elfath dan Zia.
"Gua anterin kekelas." ucap Elfath tersenyum kearah Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Teen FictionElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...