40.Elfath

35 8 2
                                    

Hallo semua, Apa kabar?
Semoga kalian selalu baik-baik saja
Hari ini aku update lagi nih
Bintang dan kolom komentarnya jangan sampai lupa ya.
Biar semangat ku semakin besar

Happy reading🌻

Hari minggu pagi, terlihat jalanan yang masih basah karena hujan yang baru berhenti tadi subuh, suara kicauan burung dan hembusan angin pagi dan cuaca yang dingin, membuat seorang cowok yang masih setia melilit tubuhnya dengan selimutnya.

Gadis kecil yang sudah terlihat segar menghembuskan nafas kasar saat nelihat Abangnya masih tertidur pulas dibalik selimut.

"ABANG BANGUN UDAH PAGI." Teriak Ara disamping telinga Elfath, membuat cowok itu terperanjat kaget.

Ara tertawa saat melihat tubuh Abangnya yang sudah terduduk tapi masih dengan mata tertutup.

"Adek, Jangan teriak-teriak, masih pagi juga," ucap Elfath dengan suara khas bangun tidurnya.

"Abang cepatan bangun." ucap Ara sambil menarik tangan Elfath.

"Iya, tapi nanti." Elfath merebahkan kembali tubuhnya berbaring dikasur empuk miliknya.

Hari minggu, Elfath sangat malas bangun pagi, selesai shalat subuh dan mura'jaah, lelaki tersebut kembali tidur.

"Ya udah, Ara marah sama Abang." ucap Ara yang mulai menjauh dari kasur Elfath.

Tiba-tiba kursi roda yang dipakai Ara macet, Ara kesusahan untuk menjalankan kursi rodanya. Ara berusaha untuk menjalankan kursi rodanya, satu hentakan kakinya dengan tubuh yang tidak seimbang membuat Ara tersungkur kelantai dengan tubuh tertimpa kursi roda.

Braakk

Mendengar suara jatuh, Elfath langsung membuka matanya sempurna saat mendengar suara ringisan dari Adeknya.

"Aww." lutut dan sikut Ara sedikit mengeluarkan darah karena tertimpa dengan kursi rodanya sendiri.

Elfath langsung menghampiri Ara yang masih tersungkur dilantai.
"Ara gapapa kan, ada yang terluka," ucap Elfath khawatir.

"Abang sih, ga mau bangun," ucap Ara yang sudah menangis

"Maafin abang ya. Sekarang Abang udah bangun."

"Ara ga mau maafin abang," ucap Ara yang semakin menangis

"Nanti abang beli kamu es krim,boneka. Semua yang Ara mau abang beliin. Maafin abang ya". ucap Elfath yang sangat takut jika Ara marah kepadanya.

"Enggak mau." ujar Ara memalingkan mukanya dari Elfath.

Ara kalau sudah mode ngambek, susah buat Elfath membujuk gadis kecil ini. Sifat keras kepala Ara sama persis seperti Elfath.

"Kecuali..." Ara mengantungkan ucapannya sambil menatap kearah Abangnya dengan senyuman yang merekah.

"Apa?" Elfath mengangkat alisnya, penasaran akan ucapan yang dilanjutkan oleh Ara.

"Abang mau temanin Ara main sama Kakak baik." ucap Ara dengan pupilnya yang membesar berharap Elfath menuruti permintaannya.

"Oke siap." ucap Elfath sambil tersenyum.

kemudian membantu Adiknya untuk kembali duduk diatas kursi roda. Bukannya tadi Ara menangis karena lutut dan sikunya sakit. Kenapa sekarang Adeknya itu malah tersenyum bahagia.

"Ara, lutut kamu udah ga sakit lagi?" tanya Elfath memastikan kalau bener Adeknya tidak merasakan sakit lagi.

"Lutut Ara gapapa. Tadi Ara cuma pura-pura sakit. Biar Ara bisa main bareng Kakak baik!" ucap Ara dengan wajah polosnya yang berakhir kekehan keluar dari mulut gadis kecil itu.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang