04.ELFATH

174 23 0
                                    

Mengingat hari sudah menjelang sore kedua orangtua Zia merasa khawatir, sampai sekarang tidak ada tanda putrinya akan pulang

"Tidak biasanya Zia belum pulang selarut ini," ucap Anisa dengan raut khawatir

"Tadi,papa sudah jemput Zia. sekolahnya sudah tutup, karena hari ini tidak ada kegiatan eskul. semua murid sudah pulang lebih awal ."
Bagas merasa bersalah karena telat menjemput putrinya. seharusnya dia gak perlu berjanji untuk menjemput anaknya itu, pasti sekarang putrinya sudah ada dirumah dijemput sama pak Indro.

ketakutan menyelimuti keduanya, mereka takut kejadian masa lalu menimpa putrinya kembali. Sangat sulit membangkitkan semangat Zia yang hampir musnah, dan mereka nggak mau putri nya merasakan penderitaan lagi.

Tiba tiba derungan motor terdenger didepan gerbang rumah mereka, keduanya langsung bergegas keluar berharap kalau Putrinya sudah pulang.

Setelah keributan dengan ibu tirinya berakhir. Elfath langsung mengantar Zia pulang kerumah.

"Maaf ya, aku sudah ngerepotin Kak." Zia merasa nggak enak kepada Elfath, hanya karena dia,laki laki itu harus ribut dengan ibu tirinya

"Ya udah sekarang kamu masuk, pasti orang tua kamu sudah khawatir,"

"Makasih ya kak. kak El langsung pulang aja," ujar Zia

"Kamu masuk duluan," ucap Elfath lembut

Melihat interaksi putrinya dengan seorang cowok membuat mereka merasa kebingungan. Seingat mereka Zia sangat jarang berinteraksi dengan cowok apalagi sampai dianterin pulang setelah kejadian 2 tahun lalu. Demi menuntaskan kebingungannya, mereka memutuskan untuk menghampiri kedua remaja yang masih setia berdiam diri didepan gerbang.

"Kenapa temannya nggak diajak masuk nak," ucap Bagas menghampiri dua remaja itu dengan senyuman

Melihat kedua orangtua Zia menghampir dirinya dan Zia. Elfath langsung turun dari motor untuk menyalimi tangan mereka yang diakhiri dengan senyuman

"Pelipis kamu kenapa nak? " Tanya Anisa saat melihat pelipis putrinya yang dilapisi plaster

Zia memegang pelipisnya." Ohh ini, gpp kok Ma."

"Yaudah ajak temannya masuk," ucap Bagas

"Kak Elfath langsung pulang aja, sudah mau magrib juga," celetuk Zia

Elfath hanya bisa tersenyum melihat Zia yang tidak ingin dirinya masuk.

"Nggak boleh gitu Zia, temannya harus diajak masuk dulu,." ucap Anisa binggung melihat tingkah anaknya seperti nggak mau temannya mampir dulu.

"Sekalian nanti kita makan malam bersama, sebagai ucapan makasih tante karena sudah mau nganterin anak tante yang ngerepotin ini," lamjut Anisa tersenyum manis kepada Elfath

"Ihh Mama, Zia ga ngerepotin, Papa aja yang nggak jemput Zia." Zia mengembungkan kedua pipinya dan meninggalkan mereka dengan wajah yang cemburut

"Hei, siapa bilang papa ga jemput,papa capek nungguin kamu didepan sekolah,kamu aja kali yang mau dianterin sama teman kamu,makanya ga nungguin papa," teriak Bagas sambil tertawa melihat tingkah anak nya yang sangat mengemaskan

"Zia ga mau bicara sama papa," Zia menghentak kan kakinya kesal,orang tuanya sudah membuatnya malu didepan kk Elfath.

Elfath tersenyum melihat tingkah Zia yang seperti anak kecil

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang