11.Elfath

128 17 5
                                    

Hidup ini cuma perkara waktu. Ada satu titik dimana kita akan merasakan kesedihan ataupun kebahagian.

Ruangan bernuansa putih dan aroma obat obatan menemani sosok lelaki yang masih setia menatap wajah gadis yang terbaring lemas  dengan selang infus dan oksigen, Akibat kebanyakan mengkonsumsi bawang putih dan garam membuat beberapa organ tubuhnya terganggu.

"Sebenarnya lu kenapa?"Elfath mengelus pipi gadis itu lembut.

Elfath menggenggam erat tangan Zia yang terbebas dari selang infus." Maaf karena gua nggak izin buat pegang tangan cantik lu."

Cowok itu menatap lekat gadis yang masih setia memejamkan mata nya tanpa terganggu sedikit pun. " Gua nggak tau, kenapa gua bisa nyaman dekat sama lu? gua binggung sama perasaan gue sendiri. Gua nggak bisa  nolak, kalau hati gue benaran jatuh pada  lu. Tapi gua takut, takut suatu saat nanti gua malah nyakitin hati lu."

Perlahan mata gadis itu terbuka. Zia menyusuri setiap inci ruangan yang sedang ditempati nya. Mata nya berhenti  saat melihat seorang cowok yang sedang menelungkupkan wajah ditangannya. Zia mengernyit  binggung.

"Kak El," panggil Zia dengan suara serak.

Elfath mendongak kepalanya mendengar suara  yang berasal dari gadis yang terbaring lemas dibrankar.

"Minum dulu." Elfath langsung membantu Zia untuk minum saat mengetahui gadis itu sudah sadar

"Makasih."

"Kenapa kak El yang jagain aku," ucap Zia yang binggung karena tidak melihat orangtuanya disini.

"Orangtua lu lagi ada kerjaan, mereka suruh gua buat jaga lu. Mungkin bentar lagi mereka juga datang," ucap Elfath dengan mata yang tidak pernah lepas dari Zia.

"Kak El pulang aja."

"Maaf," ucap Elfath lembut

Zia menatap binggung cowok yang duduk disampingnya ."Kenapa minta maaf?"

"Maaf karena gue nggak bisa jaga lu, maaf karena gua, lu jadi bahan bulying geng sania dan maaf karena udah bikin lu sakit," ucap Elfath dengan suara lembut. Setelah mengetahui geng sania yang nyakitin Zia, membuat Elfath merasa bersalah. Andai dia tidak mendekati gadis itu pasti ini semua nggak akan terjadi pada gadis yang sedang tersenyum ke arah nya.

"ngapain senyum," ujar Elfath

"Lucu aja , Kak El nggak perlu minta maaf , karena ini semua bukan salah Kak El. Mungkin ini emang udah jadi salah satu jalan dihidup aku." seru Zia yang masih tersenyum kearah lelaki yang duduk disamping nya.

"Sekarang izinkan gue untuk selalu lindungi lu dalam keadaan apapun. Gua pastiin mulai sekarang nggak ada lagi yang berani nyakitin lu," ucap Elfath tegas

"Gak perlu kak, lagian kak El bukan siapa-siapa aku," Zia benar binggung melihat tingkah Elfath

"Sekarang lu akan jadi perempuan yang akan selalu gua lindungi. Gua sayang sama lu , gue memamg bukan cowok yang begitu paham tentang agama, tapi gua tetap nggak mau ajak lu   Pacaran.  Gua akan selalu berdoa supaya suatu saat nanti gua bisa gua bisa memikat lu dalam hubungan yang halal. Sekarang gua akan selalu berusaha  untuk selalu lindungi lu dan menjaga kehormatan lu sebagai seorang perempuan."

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang