26.Elfath

90 11 0
                                    

Halloo Guys
Apa kabar
Jangan Lupa
Spam Vote and Spam Coment
Biar Updatenya cepat
okeyy:)
Kalau mau krisar juga boleh ya:)
Happy reading🌼

Matahari terbit dengan sangat cerah, udara yang sangat panas membuat semua orang malas untuk keluar. Tapi  tidak dengan ke enam remaja yang sudah terduduk manis diruangan sahabatnya.  Ruang rawat Zia dipenuhi oleh teman sekolahnya ada Cici, Alif, Mirza, Arya, Yogi, Elfath dan gadis kecil cantik Ara yang sedang duduk diatas brankar Zia. Keadaan Zia sudah membaik dan hari ini Zia sudah dibolehkan pulang. Zia sudah melarang mereka untuk kesini, tapi mereka tidak mendengarkan. Mereka bilang biar sekalian bantu lu untuk pulang.

Katanya mau bantu. Tapi lihat sekarang mereka asik sendiri. Arya, Yogi, Mirza dan Cici  terduduk diatas karpet sambil mabar game online, Alif yang sibuk sendiri dengan hpnya. Sedangkan Elfath duduk disamping Alif diatas sofa. Elfath sibuk mencuri pandang ke arah Zia.

Zia  mengelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya.  Netra Zia menangkap Mamanya yang masih sibuk memgemasi barang Zia kedalam tas. Wajah yang mulai tirus, kelihatan sangat lelah. Zia merasa bersalah  karena telah menyusahkan Mamanya. Seharusnya Zia yang menjaga dan  menjadi sandaran untuk Mama. Tapi lihatlah sekarang dia malah menambah pikiran Mamanya karena penyakitnya

"Kakak baik beneran udah sembuh?" tanya Ara dengan wajah yang sangat mengemaskan, menyadarkan Zia yang sibuk berasumsi dengan pikirannya. Gadis kecil itu memakai celana jeans dan kaos pink dengan badana pink yang terpasang dirapi dirambutnya.

"Alhamdulillah Kakak udah sembuh." ujar Zia tersenyum kearah Ara.

"Gemeshh deh." Zia mencubit pelan hidung Ara

"Ishh sakit kak." Ara mengusap hidungnya yang dicubit Zia. Padahal Zia hanya mencubit sedikit kenapa gadis kecil itu merasa sakit.

Mata Ara tidak sengaja menangkap abangnya yang sedang memerhatikan Zia secara diam-diam.

"Abang El, kenapa lihatin kakak baik terus?" ucap Ara sedikit keras menyadarkan Elfath dan semuanya.

Mereka semua menatap curiga kearah Elfath.

"Ngapain kalian lihatin gue." Elfath berusaha agar kelihatan biasa aja

"Kenapa Lu curi-curi pandang kearah Zia." Tanya Arya yang sudah lebih dulu sadar semenjak Elfath senyum sendiri melihat Zia. Karena Ara sudah membocorkannya jadi Arya mau menambah sedikit asupan lagi biar Elfath makin gugup.

"Enggak, gua ga lihatin Zia." Elfath berusaha mengelak. Kalau dia mengaku pasti sahabatnya akan mengejek dirinya.

"Hayuu Kak El lihatin aku ya." Zia menahan tawa saat melihat wajah Elfath yang sedang menahan malu.

"Ngapain gua lihatin lu, nggak guna juga." Elfath menyibukkan dirinya dengan ponsel ditangannya.

"Sebenarnya Abang El itu suka sama kakak baik." ucap Ara yang langsung membuat Elfath melototkan matanya.

Semua terdiam mendengar ucapan dari gadis kecil itu. Cici, Arya ,yogi, Mirza tertawa saat melihat mata Elfath yang ingin keluar.

Zia yang duduk berhadapan dengan Ara tersenyum mendengar ucapan gadis kecil itu. " Iya kah? Kok Ara bisa tau." Zia memancing gadis kecil itu untuk berbicara lagi.

"Abang El  suka cerita soal Kakak sama Ara. Abang El selalu nanya gini. "Kak Zia orangnya baik ya, cantik juga." ucap Ara menirukan ucapan Abangnya tempo lalu.

Mata Elfath kembali membulat sempurna melihat adeknya yang sangat polos memberitahu itu semua.

"Adek jangan ngomong aneh-aneh deh." ucap Elfath dengan dingin agar mereka tidak menyadari kalau sekarang dia sedang menahan malu.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang