14. Elfath

107 16 1
                                    


Hari ini gadis cantik dengan rambut yang dikuncir kuda kembali masuk kesekolah. Hatinya merasa senang  bisa kembali bertemu dengan temannya dan belajar. Gadis itu sudah melupakan kejadian yang menimpa dirinya tiga hari yang lalu.

"Masih hidup juga ya lu , gua kira udah mati." ucap Sania yang menghentikan langkahnya tepat disamping gadis dengan rambut yang dikucir kuda.

"Lu kira gua akan mati karena dibully sama lu. Mimpi!" ujar Zia dengan nada dingin

"Wah, masih berani ngelawan." Rana menatap tajam kearah Zia.

Zia melanjutkan langkahnya menuju kekelas mengacuhkan keberadaan  orang yang sudah membully nya.

"Gitu dong , Kalau ada yang ganggu, Lu harus ngelawan. Jangan takut." tiba-tiba  cowok itu sudah bersandar ditembok dengan tangan yang dimasukan kesaku celana.

Zia terkejut saat melihat keberadaan cowok itu yang tiba-tiba berada didepannya." Sejak kapan Kak El ada sini?"

"Sejak lu memikirkan gue." jawab Elfath tidak jelas

"Aneh." Zia mengelengkan kepalanya lalu sedikit berlari menuju kekelasnya, karena dia sudah tidak sabar untuk ketemu sama temannya.

Lu yang bikin gua jadi aneh.

Elfath terkekeh pelan saat melihat tingkah gadis itu seperti anak kecil. Bayangkan, dia berlari pelan dengan kedua tangan memegang tali ransel yang berada dipunggungnya. kepala yang digelengkan kekiri dan kekanan sampai membuat rambutnya tidak bisa diam. Cowok itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Hallo semuanya , Aku comeback." Zia  melambaikan tangan  kearah temannya yang sudah berada dikelas.

Walaupun dikenal gadis yang cuek dan tidak mudah berinteraksi dengan orang lain.tapi itu semua tidak berlaku untuk teman sekelasnya. Semua teman kelasnya suka berteman dengan Zia karena mereka semua mengenal sebagai sosok yang ceria, baik hati dan pintar.

"Gue senang lu udah sembuh Zia," ucap Farid dengan wajah senang.

Farid, teman kelas Zia yang termasuk dikalangan orang kurang mampu. Hal itu membuat lelaki itu lebih menutup dirinya karena insecure dengan temannya yang banyak berasal dari kalangan orang besar . Zia  selalu memberikan sedikit jajan nya kepada Farid saat cowok itu memang tidak punya uang sepersen pun. Gadis itu juga yang membuka pikiran Farid untuk tidak pernah merasa insecure, Karena semua yang kita miliki sekarang merupakan takdir terbaik yang sudah Allah tetapkan untuk kita. Hal itu membuat cowok itu diam-diam menaruh perasaan kepada gadis yang selalu menolongnya tanpa pamrih.

Zia membalas senyuman dari cowok yang sedang menatapnya.

"Huaa akhirnya lu masuk sekolah juga Zi." Teriak Cici yang baru datang dan melihat keberadaannya sahabatnya dikelas. Gadis dengan rambut yang tergurai memeluk erat sahabatnya dan memutar tubuh sahabatnya beberapa kali sampai dia merasa lelah.

"Lama- lama gua bisa jantungan kalau sahabatan sama lu Ci." Zia menormalkan detak jantungnya yang berdenyut lebih cepat akibat ulah sahabatnya. Sedangkan pelakunya hanya menyengir tidak jelas dihadapannya.

Dua sahabat itu sudah duduk dikursi mereka. Baru beberapa hari tidak ketemu sudah banyak hal yang ingin mereka ceritakan. Keduanya bercerita dengan sangat histeris, tidak lupa dengan tawa keras mereka yang mengundang tatapan dari teman kelas yang lain.  Zia yang sedang bercerita dengan sangat semangat, wajah yang ceria dan bibir yang sekali-kali ketawa dan ekspresi  berbeda beda  yang muncul dari wajah, Semua itu tidak luput dari perlihatan cowok yang sedang duduk disamping bangku Zia.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang