35. Elfath

41 8 0
                                    

Haii aku kembali lagi nih.
seperti biasa
Bintang dan komentar kalian sangat sangat berarti buat cerita aku🌻
Semoga suks🌻

Happy reading🌻

Hari ini turnamen bulu tangkis akan dilaksanakan. Zia sudah siap dengan celana training dan baju lengan kaos yang dilapisi jaket yang sudah diberikan oleh cosh Arif beberapa hari lalu. Zia duduk termenung didalam kamar. Biasanya disaat ia akan mengikuti lomba. Bagas selalu menemaninya dan memberikannya semangat. Tapi kali ini terasa berbeda, tidak ada lagi kata semangat dari pria paruh bayah itu.

"Zia kangen Papa." lirih Zia memegang kalung pemberian Papanya yang terpasang apik dilehernya.

"Sudah siap nak." ucap Anisa yang masuk kedalam kamar putrinya.

"Sudah Ma,"

Zia sampai lupa, Ia masih mempunyai Anisa yang selalu menemaninya dan memberi dukungan untuknya. walaupun kemarin terjadi pertingkain antara keduanya. Tapi sekarang hubungan keduanya sudah seperti dahula kala.

"Obatnya udah diminum." ujar Anisa yang mendapatkan anggukan dari Zia. Wanita itu tidak pernah lupa mengingatkan putrinya untuk minum obat dan selalu menjaga kesehatan.

Beberapa hari belakangan ini, Zia sangat sibuk latihan. Setiap pulang sekolah ia akan langsung pergi ketempat latihan bulu tangkis. Biasanya Zia akan berlatih dengan Bagas dimalam hari. Jadi ia masih punya waktu istirahat selesai pulanh sekilah. Latihan yang dilakukan setiap hari, membuat Zia jarang minum obat. Selesai latihan, gadis itu lanjut membuat tugas sekolah setelah itu ia akan langsung terlelap karena tubuhnya yang sangat lelah.

"Mama ikut anterin kamu ya." ucap Anisa yang membuat senyuman terbit dibibi Putrinya

"Beneran Ma."

Anisa mencoba untuk mengantikan peran Bagas dihidup Zia. Walaupun wanita itu tidak bisa sepenuhnya memeranin peran mediang suaminya. Anisa akan berusaha untuk selalu ada disisi putrinya. seperti amanah dari mediang suaminya.

"Iya sayang." Anisa mengelus rambut Zia.

"Nanti Mama mau main bulu tangkis lagi sama aku ga." ujar Zia menggoda Mamanya

"Lebih baik Mama masak dari pagi sampai malam daripada main bulu tangkis. Bisa Encok pinggang Mama." ucap Anisa dengan raut yang dibuat pura-pura kesal. Mengundang kekehan dari Zia.

"Aku bilang ngeyel sih." kekeh Zia

Kemarin Malam, Anisa mencoba untuk ikut bermain bulu tangkis dengan Zia dilapangan rumahnya. Ternyata wanita itu tidak jago dalam hal bulu tangkis seperti Zia dan suaminya. Alhasil Anisa memilih masak didapur daripada memainkan bulu tangkis yang bisa membuat pinggangnya encok

"Sudah ah. Kita berangkat sekarang." ucap Anisa yang duluan keluar dari kamar putrinya.

Zia kembali terkekeh saat mengingat Mamanya yang sangat semangat mengajaknya main bulu tangkis tapi berakhir menyerah karena ga kuat.

Zia mengambil topi dan tas raketnya, lalu melenggang pergi menyusul Mamanya keluar.

Suasana gedung yang diadakan turnamen asia game 2022 membuat Zia menelan ludahnya. Banyak atlet terbaik yang ada disana. Bahkan Atlet yang baru saja memenangkan medali emas tahun lalu Apriani dan gregsiapolli ikut serta dalam turnamen kali ini.

"Zia." panggil Cosh Arif yang melihat gadis itu yang hanya terdiam didepan pintu masuk.

Zia melihat kearah cosh Arif yang melambaikan tangannya. Zia menghampiri cosh Arif yang sepertinya juga sedang menunggu kedatangannya yang duduk dikursi pelatih.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang