03. ELFATH

194 24 1
                                    

Di bawah pohon besar di taman belakang sekolah, sepasang manusia berbeda jenis sedang bertengkar dengan  isi pikirin masing masing. Tanpa ada niat untuk mengakhiri keheningan diantara keduanya.

Setelah lama bergelud dengan pikirannnya sendiri akhirnya Elfath membuka suaranya. "Makasih, tadi pagi sudah nolongin adik gua. Maaf tadi pagi gua udah nabrak lu."

"Aku pikir dia ga akan minta maaf, ternyata aku salah. Jarang banget ada cowok yang mau minta maaf dan bilang makasih."batin Zia

"Ah iya Kak, sudah kewajiban kita sebagai sesama manusia untuk saling tolong menolong," ucap Zia dengan kepala masih menunduk tanpa melihat kearah lawan bicara.

Elfath tersenyum mendengar ucapan cewek disampingnya."Nih cewek kayaknya baik deh."

"Lihat kearah gua, jangan nunduk," ucap Elfath menatap lekat kearah gadis disampingnya

Zia menegakan kepalanya, menatap takut kearah cowok disamping nya.

"Lihatnya biasa aja, gua bukan moster jadi ga usah takut sama gua." Mata Elfath terus menatap ke arah gadis disampingnya.

"Karena lu udah nolongin adek gua, sekarang gua mau lu jadi teman gua," ujar Elfath serius

"Hah, jadi teman kak." ucap Zia kaget, saat cowok seganteng kk Elfath mau berteman dengannya.

Elfath melihat name tag dibaju cewek disampingnya itu."Iya, Zia Almahira." ucap Elfath yang langsung pergi, meninggalkan Zia sendiri ditaman belakang sekolah

"Darimana kak Elfath tau nama aku." Tiba tiba otak Zia jadi lemot, dia menatap punggung Elfath yang makin jauh dengan bingung

"Aneh."

Zia berjalan dikoridor sekolah yang mulai sepi. Tangannya  ditarik oleh seseorang ke ruang loker yang kebetulan tidak ada satu pun orang yang lewat

"Lepasin," Zia berusaha menepis tangan mereka yang mencengkram kuat tangannya

"Ingat ya, Lu jangan pernah berani deketin Elfath." ucap Sania. salah satu cewek  yang selalu mencoba untuk menarik perhatian Elfath.

"Mau aku deketin dia atau tidak. Itu semua bukan urusan kamu."tegas Zia tepat didepan muka sania

"Kurang ajar ya lu." Rana hendak menampar Zia

Cici menahan tangan Rana. " Jangan pernah berani nyentuh kulit sahabat gua dengan tangan kotor lu."ujarnya tegas

"Kalian belum tau, siapa kita. Tunggu pembalasan dari kita." Fika menunjuk wajah Cici dan Zia bergantian dengan tatapan tajam.

"Gua tunggu pembalasan dari kalian." tantang Cici dengan nada meremehkan

"Sialan." Sania dkk pergi dengan wajah yang tidak bersahabat sama sekali.

"Kamu kenapa bisa disini?" tanya Zia yang heran melihat sahabatnya tiba tiba ada disini

"Tadi gua lihat kk Elfath balik sendiri. Gua khawatir lu ditinggal sendiri . Apalagi lu jarang keluar kelas sendirian, sekali keluar kelas lu langsung pergi sama cowok yang diidamkan siswi di SMA ini Zi, parah lu. Sekarang pasti banyak yang ga suka sama lu, mereka akan selalu gangguin lu, terutama geng Sania. mereka ga pernah ngebiarin lu tenang disekolah ini lagi Zia. Tapi tenang selama ada Cici nggak ada satu pun orang yang boleh nyakitin sahabat gua sedikit pun karena gua bakal ngebuat orang itu mati secara pelahan." jelas Cici yang tersenyum manis kearah Zia

"kamu emang sahabat gua yang paling baik Ci ." Zia langsung berhambur memeluk Cici erat sambil memutar badan cici

"Udah Zi, Udah. Gua mau pingsan," Cici menepuk tanganya Zia agar melepas pelukannya yang membuay ia sesak nafas.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang