50. Elfath

40 10 4
                                    

Apa kabar semua
Semoga kalian selalu baik dan bahagia.
Malam ini aku dublee up nih🥳
Ayull vote dan comentt yang banyakk guys🌻
Happy reading All🌻


Kamu hebat!
Hebat sudah mampu mengusahakan banyak hal untuk masa depan.
---

Elfath menatap lembaran kertas putih yang tertulis universitas dan jurusan impiannya. Minggu lalu dengan penuh keyakinan, Elfath sudah berhasil mendaftarkan snmptn. Rasa takut terus menyelimuti hatinya. Takut akan gagal menwujudkan semua mimpinya.

"Gue ga yakin bisa lulus snmptn." monolog Elfath pasrah tidak yakin dengan kemampuan sendiri.

"Walaupun gue ga lulus. Setidaknya gue udah berusaha untuk menwujudkannya." Elfath berusaha menyemangati dirinya sendiri. karena jika nanti hasil yang keluar tidak sesuai dengan ekpektasinya. dirinya tidak mau menyalahkan keadaan. Elfath akan berusaha menerima semuanya dengan ikhlas.

Sosok pria paruh baya yang sejak tadi berdiri di pintu kamar Elfath mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut Elfath. Dengan senyuman meremehkan, pria paruh bayah tersebut mendekati Elfath yang sedang termenung di meja belajar.

"Kamu daftar snmptn?" tanya Satria dengan nada meremehkan.

Elfath sedikit kaget mendengar suara papanya yang tiba-tiba ada di kamarnya. "Iya, Ga salah kan?" tanya Elfath balik dengan sorot mata sendu. Entah kenapa saat melihat wajah Papanya. Hatinya terasa pedih mengingat bahwa Papanya menganggap dirinya Gila.

Satria mengambil kertas putih dihadapan Elfath. Lalu tawa keras meledak saat membaca tulisan yang berasa di kertas tersebut.'UNIVERSITAS INDONESIA, FAKULTAS KEDOKTERAN'.

"Kamu ga salah kok." ucap Satria membuat senyuman terbit diwajah Elfath.

"Kalau kamu lulus baru salah. Universitas sebagus ini tidak akan mau menerima murid bodoh kayak kamu." ucap Satria dengan nada meledek sambil tertawa. Membuat senyuman Elfath luntur begitu saja. Elfath pikir, Satria akan mendukungnya. Ternyata salah. Satria malah membuat semua harapannya jatuh begitu saja.

"Lulus Sma aja bersyukur. Ga usah bermimpi terlalu jauh. Apalagi mau jadi dokter." ucap Satria meletakkan kembali kertas putih tersebut dimeja belajar Elfath. Kemudian Satria langsung pergi begitu saja meninggalkan Elfath dengan tatapan tidak percaya.

"El, akan buktikan ke Papa. Suatu saat Anak yang selalu Papa anggap bodoh ini bisa menjadi dokter terbaik." ucap Elfath dengan lantang. Elfath kembali yakin kalau dia pasti bisa.

Satria langsung menghentikan langkahnya saat mendengar perkataan Elfath yang begitu yakin."Mustahil." ucap Satria masih dengan nada meremehkan. Kemudian langsung keluar dari kamar Elfath

"Ga ada kata mustahil, selama aku mau berusaha." ucap Elfath menatap nanar punggung pria paruh baya yang sudah hilang dari hadapannya.

Elfath mengambil sebuah buku kecil yang selalu menjadi tempat dirinya mengeluarkan segala keluh kesahnya. Elfath menatap sendu pada catatan wishlist yang baru saja dibuat bulan lalu.

Senyuman kembali terukir diwajah Elfath, saat mengingat satu dari wishlist nya udah terwujud. Elfath mengambil pena, lalu memberikan tanda centang pada wishlist no empat. Besar harapan Elfath, untuk bisa mewujudkan semua wishlist tersebut

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang