06 Elfath

155 20 21
                                    

bagaimana aku bisa membuka hati lagi ? jika bersama mu selalu mengingatkan aku kepada sosok dimasa lalu.

~Zia Almahira~

Zia menyusuri sepanjang koridor sekolah. Matanya sibuk mencari sosok cowok yang baru saja ditemui tadi malam.

"Kak El mana, sih? Susah banget dicariin." ucap Zia kesal dengan pandangan melirik kesegala  arah.

Lelah mencari sosok Elfath  yang tidak kunjung ketemu, padahal Zia sudah menyusuri setiap sudut di sekolah.

Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi, Zia memutuskan untuk menuju kelas, daripada dia terlambat masuk jam pak wawan. Zia berjalan dengan kepala menunduk tanpa memperdulikan keadaan sekitar.

Disisi yang berlawanan lima most wanted sma mutiara  melewati koridor kelas tiga. Banyak teriakan yang berasal dari siswi disana. Elfath mempercepat langkahnya karena terlalu malas mendengar teriakan dari cewek disana. Menurut Elftah mereka semua itu kurang kerja. Sedangkan Arya dan Yogi sudah menebar pesona didepan siswi disana.

Arya mengambil minuman yang berada disalah satu siswi disana Dan yogi mengambil satu kantung plastik makanan di tangan siswi lain.

"Makasih banget atuh neng atas minuman dan makanannya." ucap Mereka bersamaan sambil melemparkan senyuman ke siswi itu.

Siswi itu hanya menganggukan kepalanya." Mimpi apa gue semalam, disenyumin sama cogan disekolah ini." sorak Siswi tersebut dengan tangan diletakan dikedua pipinya.

"Pasti karena mimpiin abang." ucap Arya sambil mengedipkan mata kearah siswi itu.

siswi itu tersenyum malu kearah Arya.

Elfath,Alif dan Mirza hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya. Elfath  menyuruh Alif untuk menghentikan mereka, sebelum aksi mereka semakin panjang. Setelah itu Elfath langsung meninggalkan mereka.

Tanpa berbicara sepatah kata pun, Alif langsung menarik kerah seragam kedua sahabatnyaa itu. Mirza hanya tertawa melihat Arya dan Yogi yang ditarik paksa oleh Alif.

"Eh Neng, Abang pergi dulu ya. Jangan lupa mimpiin abg lagi." ucap Yogi yang masih bisa tertawa padahal lehernya hampir tercekik karena Alif.

Plak

Mirza memukul kepala Yogi keras."Lebih baik lu diam, mulut lu bau tai kucing." ujarnya sambil menutup hidungnya

Yogi mengusap kepalanya yang kesakitan akibat pukulan dari sahabatnya yang nggak tau diri.

"Dasar Kdrt lu Za. Enak aja, mulut gua wangi tau." Yogi menghembuskan nafasnya tepat dimuka Mirza.
"Wangi kan Za." Tanpa merasa bersalah sedikitpun Yogi malah tertawa keras melihat wajah Mirza yang kesal.

"Njirr, Bau tolol." Mirza hendak memukul mulut Yogi, tapi sahabatnya itu sudah duluan  lari menyusul Elfath.


Elfath terus melangkah dengan tenang, tanpa memerdulikan sahabatnya yang sibuk merebutkan sebuah roti ditangan Yogi. Elfath harus ekstra sabar melihat tingkah sahabatnya yang sangat memalukan.

"Lif cuma lu sahabat gw yang waras."ucap Elfath sambil menepuk bahu Alif.

"Maklum El, Soalnya Alif hadir saat pembagian otak. Sedangkan Arya ketiduran jadi kapasitas otaknya kurang waras." ucap Yogi yang sudah memakan roti dan merebut paksa minuman ditangan Arya.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang