38.Elfath

42 10 1
                                    

Haii aku up lagi nih
semoga kalian baik-baik aja dan selalu bahagia.
Bintang dan komentarnya jangan sampai lupa ya guys.
semoga suka

Happ reading🌻

Sepasang manusia berbeda jenis sedang tersenyum menatap bangunan yang mampu membuat siapapun merasa tenang jika sudah berada didalamnya.

"Pasti kamu belum shalat isya, Kita shalat dulu." ucap Elfath dengan mata yang masih menatap mesjid didepannya.  Orang-orang berlalu lalang keluar dan masuk kedalam mesjid karena azan isya baru saja selesai. Mereka berdua bisa ikut berjama'ah bersama.

"Iya kak, bahkan tadi aku lupa shalat magrib." ucap Zia jujur.  Tadi dia beneran lupa shalat karena terlalu larut dalam pikiran nya sendiri .

Elfath menghela nafasnya." Lain kali jangan sampai lupa shalat."

"Keinginan ku begitu besar, tapi aku lupa bersujud kepada sang pencipta." ucap Zia yang menyadari kalau perilaku nya salah.

Zia sangat sering melupakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Allah sangat baik, masih memberikan Zia kesempatan untuk kembali mengingat kesalahannya dan membuat gadis itu sadar akan kewajibannya.

"Sekarang biasain untuk segera shalat. Jangan menunda shalat! Emangnya Kamu mau,  Allah menunda semua keinginan kamu seperti kamu menunda kewajiban kamu sebagai hamba."

Sudah ketiga kalinya Elfath mengubah gaya biasanya dengan sebutan aku dan kamu tanpa disadari, tapi hal itu membuat Zia tersenyum.

"Ya udah, sana ambil wudhu dulu. Nanti kita ketinggalan jama'ah." ucap Elfath yang menyuruh Zia segera pergi.

"Siap pak boss." Sebelum pergi Zia memberikan hormat kepada Elfath. Membuat lelaki itu mengeleng melihat tingkah Zia.

Elfath senang melihat Zia yang kembali ceria dan tertawa walaupun matanya masih sembab karena terlalu lama menangis.
...
Selesai shalat, para jama'ah keluar satu persatu sampai meninggalkan Zia sendirian. Zia menunduk menghalau cairan bening yang hendak keluar lagi. Bener kata Elfath, Ditempat ini dia merasa lebih nyaman, suasana yang adem, sejuk membuat pikirannya menjadi tenang.

Suara merdu jama'ah lelaki mengganggu pendengarannya. Sepertinya Zia tidak asing dengan suara tersebut. Zia mendekati tirai yang menjadi penghalang antara wanita dan lelaki. Matanya sedikit mengintip pemilik suara merdu itu. Zia tersenyum bangga saat mengetahui pemilik suara merdu tersebut.

"Kak El beneran paket komplit. Udah ganteng, baik, pintar ngaji. Mana suaranya bagus banget." ucap Zia yang masih mengintip Elfath dibalik tirai.

"Hei kamu, kenapa ngintip jama'ah laki-laki." ucap petugas mesjid membuat Zia kaget.

"E-eh ga pak. Tadi saya cuma nangkap nyamuk." elak Zia tidak masuk akal.

"Alasan."

Zia langsung pergi begitu saja, saat melihat Elfath sudah selesai mengaji. Kalau Elfath tau, pasti lelaki itu akan menertawai nya.

"Bapak bapak ngeselin. Bikin malu aja." Zia menepuk dahinya dan langsung melipat mukena yang sudah ia pakai lalu meletakannya ketempat semula.

Zia sedang menunggu Elfath keluar diteras mesjid. Akhirnya lelaki itu keluar juga, Zia segera menghampiri Elfath dan mengajaknya segera pergi. Kalau bapak tadi tiba-tiba keluar lalu mengenali wajahnya. Bagaimana?

"Tunggu, kenapa jadi buru-buru sih." tanya Elfath yang kesal karena ditarik oleh Zia tiba-tiba.

"Pengen cepat-cepat pulang." ucap Zia asal.

"Bukan karena malu ketauan ngintip aku lagi ngaji kan." ucap Elfath sambil menaik turunkan alisnya mengoda Zia.

"Dih geerrr, siapa juga yang ngintip kak El." ujar Zia dengan mata yang melihat kesegala arah. Ketauan kalau ia sedang bohong.

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang