Hallo semua, Apa kabar!
Aku comeback nih wkwkwk
Hari ini aku kembali update.
Semoga kalian suka🌻
Bintang dan coment kalian, semangat ku🌻
Happy reading All🌻
Setiap keinginan tidak akan selalu menjadi kenyataan
___
Zia memasuki rumah dengan wajah menunduk. Suasana rumah sangat sepi, biasanya kalau Zia pulang sore. Selalu ada Papa yang menyambut kedatanganya dengan senyuman merekah."Putri Mama, udah pulang." ucap Anisa yang baru saja keluar dari dapur.
Zia menatap kearah Anisa sayu. Tanpa berbicara apapun, Zia langsung memeluk tubuh Anisa.
Anisa membalas pelukan putrinya. Melihat tingkah Zia yang tidak seperti biasanya, membuat Anisa khawatir" Ada masalah, Nak." ucap Anisa lembut sambil mengusap surai hitam milik Zia.
"Capek, Ma." lirih Zia menenggelamkan wajahnya dipundak Anisa.
Anisa binggung saat memegang rambut Zia yang basah dan lengket."Kenapa rambut kamu lengket gini, Nak."
"Zia ngantuk, Ma." ucap Zia mengalihkan ucapan Mamanya
Anisa yang mengerti kalau putrinya itu belum siap cerita dengan kejadian hari ini." Mandi dulu, setelah itu baru tidur ya," ujarnya lembut.
Zia melepas pelukannya dari Anisa saat sudah merasa lebih tenang. Bagi Zia, pelukan dari Mamanya, bisa membuat dirinya merasa lebih baik.
"Iya, Ma." Zia menaiki tangga menuju lantai dua dengan keadaan yang sedikit membaik.
Setelah membersihkan diri, Zia duduk termenung dikasur. Perlahan cairan bening mulai keluar dari netra indahnya. Banyak hal yang membuat pikirannya terasa sangat cape. Zia sangat ingin menceritakan semua hal yang terjadi kepada Mamanya. Tapi ia tidak tega menambah pikiran Mamanya dengan masalah yang terjadi dengannya
"Zia, pengen ikut Papa." Lirih Zia memandangi foto Bagas yang terpasang apik di dinding kamarnya.
"Kalau Papa masih ada. Pasti sekarang Papa lagi di sini, temanin Zia. Semangatin Zia. Terus dengarin semua keluh kesah Zia." ucapnya sambil membayangin kenangan saat Papa nya yang mendatangi kamarnya tiba-tiba hanya untuk mendengar semua cerita dari Zia.
"Zia mau cerita sama Mama. Tapi Zia ga mau buat Mama khawatir." lanjutnya dengan raut sendu. Zia tau, Mamanya sangat hancur kehilangan suaminya. Tapi Mama selalu berusaha untuk menyembunyikan semuanya, agar Zia juga bisa ikhlas menerima kepergian Papanya.
Zia membaringkan tubuhnya berniat untuk istirahat sejenak. Hari ini tubuh dan pikirannya sangat lelah. Bola mata indahnya tidak berhenti mengeluarkan cairan bening. Kejadian tadi sore yang kembali berputar dibenaknya. Setelah puas menangis, Perlahan mata indah Zia mulai terpenjam sempurna dengan keadaan pipi yang masih basah. Memasuki alam bawah sadar, dan berharap semoga ada hal baik yang datang walaupun hanya dalam mimpi.
...Setelah membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai muslim diwaktu ashar. Elfath melangkah keluar menuju kamar Adeknya.
Seperti biasa, sosok gadis kecil dengan baju tidurnya sedang sibuk dengan kertas putih dan pensil ditangannya. Cat air dan peralatan tulis lainnya yang berserakan di atas kasur. Hal itu membuat Elfath tersenyum gemes, saat melihat raut wajah Adeknya yang serius melukis sesuatu.
"Lagi lukis apa sih. Serius banget nih." ujar Elfath menduduki dirinya dihadapan Ara
Melihat Elfath berada dihadapannya, Ara langsung menyembunyikan lukisannya dari Abangnya itu. " Abang masuk kok ga ketuk pintu dulu sih." ucap Ara panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Teen FictionElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...