Hai semua
Apa kabar? semoga kalian selalu baik dan bahagia.
Aku update lagi nih
Bintang dan komentarnya jangan sampai lupa ya🌻Happy reading🌻
Setelah kejadian siswi yang ingin bunuh diri tadi. Ke delapan remaja yang berhasil menghentikan aksi siswi tersebut, sekarang sedang berkumpul dihalaman belakang sekolah. Mereka berlesehan diatas rumput membentuk sebuah lingkaran. Beberapa waktu ini, Mereka semua memang sering menghabiskan waktu bersama jika sedang disekolah.
"Gue ga habis pikir sama si Bobon. Bisa-bisanya dia mau bunuh diri," ucap Yogi
"Makanya, kita itu ga boleh ngeremehin mental seseorang. Karena ga semua mental orang itu kuat," sahut Zia
"Banyak orang mengira kalau mental health itu hanya lelucon semata, padahal banyak sekali orang yang ingin sembuh dari penyakit mentalnya," ujar Mirza
"Mereka bicara seakan tau segalanya. Padahal mereka ga akan paham, jika belum merasakan, " seru Elfath.
Mereka terus membahas tentang mental health seseorang yang tidak bisa dianggap remeh. Kita tidak tau bagaialmana menjadi orang dengan gangguan mental yang lemah. Kalau tidak suka, menjauhlah. Jangan sampai melakukan suatu tindakan yang dapat menganggu mental orang.
Suasana kembali hening, sepertinya mereka sedang memikirkan mental sendiri. Bagaimana dengan mental mereka yang sudah hancur tapi tetap berusaha untuk terlihat kuat.
"Sepertinya setelah ujian kelulusan. Kita harus liburan deh. Healing kita guys, healing." ujar Arya memecahkan lamunan para sahabatnya.
Villa yang tadinya memejamkan mata karena bosan mendengar pembahasan kakak kelas nya itu. Langsung teriak kegirangan saat mendengar ucapan Arya."AKU JUGA MAU HEALING." teriaknya.
Zia dan Cici yang duduk disamping gadis itu mengusap telinga sakit karena mendengar teriakan super dari Villa. Sedangkan para cowok hanya mengusap dada sabar melihat tingkah barbar gadis itu.
"Giliran main, nyahutnya paling keras. Pas diceramahin malah tidur." sindir Alif dingin yang duduk tepat didepan Villa
Villa menyengir kuda membuat semuanya menggeleng pasrah dengan gadis itu. " Pokoknya aku mau ikut healing." putusnya
"Bocil dilarang ikut." ucap Arya
"Abang El, Lihat Kak Arya." rengek Villa kepada Elfath karena ucapan Arya
"Nanti kamu ikut juga." ujar Elfath lembut.
Villa mengulurkan lidahnya untuk meledek Arya.
"Dasar bocil tukang ngadu," ketus Arya.
"Ujian bulan depan dong. Nanti kita bakal pisah," ucap Yogi dengan nada sedih.
Ujian kelulusan memang akan dilaksanakan bulan depan. Hari yang menentukan masa depan semua murid kelas dua belas Sma mutiara. Dimana Semua murid akan berusaha untuk melewati ujian tersebut dengan susah payah untuk melanjutkan mimpinya.
"Udah deh, jangan berlagak sok sedih Lu." tutur Mirza menyenggol bahu Yogi yang duduk disampingnya.
"Mendingan, kita pikiran tempat untuk healing yang bagus," sambung Mirza.
Arya mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Setiap kumpul bersama, mereka tidak pernah sibuk dengan ponsel. Mereka bener-bener menghargai waktu berkumpul bersama. Mereka menghabiskan banyak waktu dengan candaan dan motivasi tanpa menggunakan ponsel seorang pun. Mereka hanya akan menggunakan ponsel untuk mengabadikan moment bersama sekitar beberapa menit.
Mereka semua menunggu Arya yang sedang mencari tempat yang bagus untuk mereka liburan.
Bukannya tempat liburan yang ditemukan oleh Arya tapi sebuah info yang membuat senyuman terbit diwajahnya. "Zia, Lu lihat ini deh." Arya menyerahkan ponselnya kepada gadis yang bersilang satu tempat duduk dengan nya. Dibatasi oleh Elfath yang berada ditengah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Fiksi RemajaElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...