Sesuai janji, sekarang keluarga Zia sudah berada disalah satu mall di Bandung. Penjelasan dari dokter terus berputar di otak gadis yang masih setia mengandeng tangan papanya. Dengan bibir yang masih pucat dan ruam merah di pipi nya. Zia tetap berusaha untuk tersenyum di depan kedua orangtua, dia hanya tidak ingin terlihat lemah di depan mereka.
Bagas mengusap kepala putrinya yang bersandar di bahunya dan tangan yang masih setia di dalam gengamannya
"Putri Papa manja banget." Bagas merasa lega saat melihat anaknya yang kembali tersenyum.
Zia semakin bergelayut manja dan menyembunyikan wajahnya di balik bahu Bagas
Anisa menggelengkan kepala melihat sikap putrinya yang sangat manja." Udah besar, ga malu manja sama Papa, Nak?" ujarnya lembut
"Untuk apa malu? Toh Zia manja sama papa kandung sendiri," ucap Zia mengembungkan pipi.
Banyak pasang mata yang kagum melihat pemandangan keluarga yang menurut mereka sangat harmonis. Anisa yang merangkul lengan suaminya sebelah kiri dengan senyuman lebar yang selalu terbit di bibir wanita itu.Putri kandungnya merangkul tangan sebelah tangan papanya dengan kepala yang masih bersandar dibahu papa dengan wajah cemburut seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan. Bagas melihat kearah istri dan anak nya , sebuah senyuman bahagia terbit di bibir nya.
"Betapa beruntungnya Papa, bisa memiliki dua bidadari cantik seperti kalian!"
"Betapa beruntungnya kami , bisa memiliki sosok laki laki yang sangat bertanggung jawab dan penyayang seperti papa!" kedua perempuan itu memberikan senyuman manis pada sosok laki laki yang sangat menyayangi mereka sepenuhnya.
Sungguh bahagia kehidupan seorang Zia, hidup ditengah keluarga yang saling menyayangi satu sama lain. Mungkin sekarang banyak kehidupan anak yang kurang beruntung dalam sebuah keluarga. Kekurangan kasih sayang orang tua dan bahkan menjadi korban dari keegoisan keluarga mereka masing masing, yang berakibat mental health mereka terganggu berat. Orang tua Zia tidak mau putri nya merasakan Apa yang anak diluar sana rasakan tentang sebuah keluarga yang tidak bisa dijadikan rumah untuk pulang. orang tua nya akan selalu berusaha untuk membuat Zia nyaman dan tidak ragu untuk menjadikan mereka sebagai rumah pertama yang akan dikunjungi jika dia punya masalah/mental health yang diakibatkan oleh orang lain.
Mereka bertiga langsung memasuki gramedia yang berada di dalam mall tersebut.
Melihat novel yang tersusun rapi diatas rak, membuat Zia merasa sangat bahagia. Akhirnya setelah sekian lama dia bisa membelikan novel impiannya lagi.
"Zia mau lihat novel dulu," ucap Zia dengan sangat girang
"Iya Nak, pilih aja semua buku yang kamu suka." Seru Bagas yang ikut tersenyum melihat wajah putrinya yang sangat girang.
"Oke siap komandan!" Zia mulai menyusuri setiap rak yang berada disana dengan tubuh nya yang masih sedikit lemas.
Setelah mendapatkan beberapa buku fiksi yang diinginkannya, Zia hendak menuju ke kasir untuk membayarnya. Dari arah yang berlawanan dengan nya, seorang anak kecil berlari cepat tanpa memperhatikan keadaan didepannya. Alhasil anak kecil tersebut menabrak Zia dengan keras, dengan kondisi tubuh Zia yang masih lemah membuat dia tidak bisa menyimbangi tubuhnya walaupun hanya ditabrak anak kecil. Zia menutup matanya saat tubuhnya terhayung ke belakang, suara buku jatuh terdengar ditelinganya. tapi tubuhnya tidak menyentuh lantai sedikitpun . Dengan rasa takut , perlahan dia membuka mata.
Sekarang netra indah yang kelihatan lelah itu fokus menatap mata dari sang pemilik yang masih setia menahan berat tubuhnya. Zia segera mengalihkan tatapan nya dari mata laki laki yang telah menyelamatkan nya dari lantai yang bisa membuat tubuhnya sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elfath (Selesai✓)
Teen FictionElfath Bintang Adrian, sosok yang sangat di kagumi banyak orang, karena kebaikan hatinya yang suka menolong sesama. Cuek, tapi perhatian. Laki-laki yang selalu menebar senyuman manisnya, dalam keadaan apapun. Memiliki wajah tampan, membuat semua kau...