prolog

571 45 7
                                    

Seorang Anak laki-laki yang berusia empat belas tahun, seragam putih birunya yang terpasang rapi ditubuh indahnya, sedang merengek ke bunda untuk dibelikan permen lolipop disebrang jalan.

"Bunda, Abang mau permen lolipop," ucap Elfath dengan mata  memohon agar dibelikan lolipop.

"Bunda tidak mau beli. Nanti Abang sakit gigi lagi," seru Diana

" Ya udah, Abang mau beli sendiri aja!" Elfath hendak membuka pintu mobilnya untuk keluar membeli lolipop.

Diana langsung mencekal tangan putranya itu." Bahaya Nak , biar Bunda aja yang beli. Abg jagain adek!" Akhirnya Diana menuruti keinginan putranya

"Adek mau ikut Bunda," ucap gadis kecil yang masih mengunakan seragam tk nya.

Diana mengangguk kan kepalanya, sebelum Diana keluar bersama Ara, Perasaan Diana tiba tiba gelisah, seperti akan ada musibah yang menimpa dirinya.

"Abang harus janji  jangan keluar dari mobil," Ucap Diana kepada putra sulungnya  sambil mendekap erat tubuhnya.

"Bunda pergi sebentar , Abang tunggu disini." Diana langsung keluar dari mobil  sambil mengandeng tangan Ara. Sebelum menyebrang jalan Diana menoleh kebelakang dan melambaikan tangan kearah putranya  sambil tersenyum bahagia. Elfath ikut membalas lambaian dari Bundanya lewat kaca mobil yang terbuka.

"Padahal Bunda cuma pergi kesebrang , tapi kaya orang akan pergi lama aja, pake lambai tangan lagi." Elfath mengelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah bundanya yang aneh.

Mata Elfath tidak pernah lepas dari  Bunda dan Adiknya yang sudah berada disebarang jalan.  Melihat Ara yang sudah memegang Dua Lolipop besar membuat Elfath merasa sangat senang didalam mobilnya.

" Akhirnya aku bisa makan lolipop lagi." ucap Elfath sambil membayangkan lolipop

Senyuman tidak pernah pudar dari wajah Diana, Hari ini Diana sangat bahagia karena bisa menemani anaknya bermain dan menghadiri kelulusan smp putra sulungnya. Diana menyetarakan tinggi nya dengan putri kecilnya.

"Sayang, Nanti kalau Bunda tidak ada, Ara jangan nyusahain Abang  , Jadi anak yang baik dan pintar." Diana langsung memeluk tubuh kecil Ara, tanpa sadar air mata keluar dari sudut matanya.

Diana tidak tau ,apa yang sedang terjadi dengan dirinya , sekarang dia takut meninggalkan anaknya sendirian didunia ini. kaki nya merasakan sangat berat untuk melangkah menyebarangi jalan raya. Diana mencoba menepis semua pikirin buruk yang melintas diotaknya. Disana putranya sedang menunggu lolipop kesukaannya, Diana harus menghampiri putra nya.

Baru setengah jalan Mereka menyebrangi jalan ,tiba tiba ada  sebuah mobil putih dari samping kanan melaju sangat cepat kearah mereka berdua. Melihat itu Diana hendak menolong anaknya yang kebetulan berada di sebelah kanannya. sebelum Diana mendorong Ara. Tunuh mereka berdua sudah lebih dulu dihantam mobil. Tubuh Diana terlempar jauh dari tempat kejadian, tubuh yang sudah dilumuri banyak darah. Diana tetap berusaha untuk tetap sadar. Ibu dari dua anak itu masih sempat memikirkan keadaan putri kecil nya yang jatuh tidak sadarkan diri disampingnya.

Mendengar bunyi tabrakan yang sangat keras, membuat Elfath terkejut saat melihat korban dari tabrak lari itu adalah dua perempuan yang sangat dia sayangi. Elfath langsung keluar dari mobil, berlari menuju tubuh Bunda dan adiknya yang terbaring dijalan aspal tak berdaya.

Langit warna biru, cahaya mentari  yang terbit sangat cerah, berganti menjadi awan hitam. Rintik hujan mulai berjatuhan membasahi isi bumi.

"Bun, Sadar Bun, Jangan tinggalin El sendiri." Elfath berusaha menyadarkan bundanya dibawah guyuran hujan yang semakin deras

"S-sayang , Bawa Ara kerumah sakit sekarang nak." ucap Diana tersedak menahan sakit disekujur tubuhnya

"Abang harus janji sama Bunda, jadi anak yang baik dan pintar. El harus jagain Ara, El harus kuat. Bunda tidak suka, lihat anak bunda lemah kayak gini , El akan selalu jadi putra kebanggaan bunda"  Diana mengusap muka Elfath dengan tangan yang berlumur darah. Diana menatap  putrinya yang tidak sadar diri disampingnya.

"Selamat tinggal anak bunda."
Hujan kala itu menjadi saksi bisu kesedihan, penderitaan yang dialami Elfath yang baru saja lulus smp

BUNDA...

sosok laki-laki terbangun dengan wajah yang sudah dipenuhi dengan keringat. Mimpi itu selalu menganggu tidurnya. Semenjak kejadian 2 tahun silam. Dia sangat merasa bersalah terhadap Adik dan Bundanya. Andai waktu itu dia tidak memaksa bundanya, pasti sekarang  bunda masih ada disini dan Adiknya tidak cacat seperti sekarang.

Cowok itu  mengusap wajahnya kasar, matanya melirik jam dinding yang sudah menujukan jam 6.00 wib. Dengan gerakan cepat Dia langsung bergegas bersiap untuk berangkat ke sekolah.Setelah selesai, dia  keluar dari kamar nya dengan seragam yang sudah rapi, kakiny melangkahkan menuju kamar adiknya.

Elfath Bintang Adrian

Sosok laki laki  berparas tampan, hidung mancung, alis tebal, yang dikenal oleh semua orang karena kebaikan hatinya.  laki laki  yang hanya  selalu bersikap dingin jika dihadapan semua cewek, Alasannya biar semua cewek tidak ada yang berharap lebih kepadanya . Sekarang  hanya ada satu perempuan yang paling dia sayangi yaitu adeknya  "Ara Shakila".

Apapun akan dia lakukan untuk menjaga dan membahagiakan adeknya.  Semua orang hanya tau kalau kehidupan Elfath itu penuh dengan kebahagian karena dia terlahir dari keluarga yang sangat kaya. Tapi kenyataannya dia adalah sosok yang sangat rapuh dalam menghadapi kehidupan dunia ini, apalagi seiring berjalannya waktu satu persatu rahasia dihidupnya mulai terungkap.

"Dek, udh bangun?" tanya Elfath lembut

"Iya bang, Ara udh bangun kok," sahut Ara dengan wajah bangun tidurnya

Walaupun dengan keterbatasan yang Ara miliki, tidak mengurangi  semangatnya untuk menjalani hidup ini.

"Aduhh,cantiknya Adek, Abg." puji Elfath sambil mengacak rambut Ara

"Sekarang Ara harus siap siap untuk berangkat kesekolah,oke!."

"Oke boss." Ara mengangkat tangannya dikepala memberi hormat kepada Abang.

15 menit Ara sudah siap dengan seragam Putih  merah ditubuhnya dan bandana pink yang terpasang rapi dirambutnya.

"Uchhhhh gemesnya." Elfath mencubit pipi chubby Ara dengan wajah yang tersenyum.

Ara memukul tangan abgnya, "Ishh sakit."

"Hhehe ya udh, ayukk kita berangkat sekarang!" Elfath membantu Ara untuk duduk dikursi rodanya.

Sepanjang langkah menuju lantai bawah Elfath tidak berhenti mengoda dan mengganggu adiknya itu. Senyuman dari kedua bibir mereka tidak pernah pudar karena candaan yang dibuat oleh Elfath sendiri

Setelah sampai kelantai bawah, wajah Elfath langsung berubah menjadi dingin.

Seorang berjalan menuju kearah Elfath dan Ara dengan senyuman yang lebar tapi dengan hati yang memanas

"Jangan berani deketin gua dan Adik gua sedikit pun,"tegas Elfath
                                  


Selamat datang
dicerita pertama ku

Salam kenal👐
Jangan lupa tersenyum:)

Bagaimana kabarnya? masih kuat! harus tetap kuat dong, Nggak boleh nyerah:)!

Elfath (Selesai✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang