1. DIA?

7K 171 6
                                    


Mobil bermerk roadster putih baru saja memasuki parkiran SMA merpati. Seorang gadis cantik turun dari mobil itu dengan gaya setinggi langit nya. Aletta menyampir kan tali tas nya pada bahu kiri nya, ia menekan salah satu tombol bergambar kunci pada kunci mobil nya. Dan seketika mobil itu mengunci diri nya otomatis.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.25 wib. Yang berarti 10 menit lagi adalah waktu bel jam pelajaran pertama dimulai.
Aletta melangkah kan kaki nya menuju kelas. Gadis yang mempunyai sifat tomboy itu berjalan di Koridor, melewati beberapa kelas. Semua junior di SMA merpati menggeser posisi nya saat aletta lewat, mencoba untuk tidak berurusan dengan salah satu senior tomboy itu.

Walaupun 10 menit lagi bel masuk kelas, siswa siswi masih banyak yang berlalu lalang di Koridor. tidak sedikit juga siswa siswi yang melontarkan senyuman pada aletta, namun gadis itu hanya melirik orang itu. Begitulah aletta. Gadis tomboy dan terkenal galak di sekolahan nya.

"Aletta! Woy! Tungguin gue anjir!" Teriak seseorang dari arah belakang.

Aletta menghentikan langkah nya dan menoleh. Namun sedetik kemudian, gadis itu malah melanjutkan langkah nya.

"Woy! Budeg lo ya!? Telinga lo kaya nya ketinggalan di rumah, bangsat!" Ucap cowok tampan dengan anting hitam di telinga kiri nya.

"Muka lo kusut banget, udah mandi belom sih?" Tanya cowok tampan juga di samping kanan aletta. Tanpa minta izin, cowok bernama zean itu dengan seenak hati merangkul aletta.

Aletta melirik sekilas ke dua cowok itu. "Febby sama vio mana?" Tanya nya.

"Telat kali, lo tau kan mereka. Gue yakin jam segini febby masih molor" Ucap gara seraya membenarkan letak jam tangan nya.

Aletta mengangguk sebagai jawaban. Setelah nya tidak ada lagi obrolan antara mereka bertiga, hanya sesekali gara melontarkan candaan candaan yang bisa menghibur Aletta. Setidaknya aletta bisa sedikit melupakan masalah perjodohan gila itu.

•••••

Setelah dua kali pergantian mata pelajaran. Belum lagi tadi siswa siswi kelas XII IPA 3 sudah sangat letih akibat pak hakim memberikan catatan yang terlalu banyak, membuat seisi kelas itu mau tidak mau harus mencatat pelajaran tersebut. dan kini saat nya para siswa siswi mengisi perut mereka yang sudah kelaparan. Seperti aletta dan keempat sahabat nya, mereka sudah terjejer rapih di meja kantin. Menyantap pesanan nya masing masing, namun tidak untuk Aletta. Sebenarnya Aletta tadi sudah memesan siomay, tapi entah kenapa saat pesanan nya datang-selera makan nya tiba-tiba saja hilang. Ditambah lagi gadis itu kembali mengingat perjodohan nya.

Vio dan febby memperhatikan kebungkaman aletta dari saat di kelas. Aletta tidak seperti biasanya. Biasanya gadis itu akan ramai sendiri saat berada di kelas, namun untuk hari ini sifat nya sangat aneh. Gadis itu terus saja diam dan tidak terlalu memperhatikan guru saat sedang menjelaskan. Jangan salah, walaupun Aletta termasuk dalam siswi yang nakal tetapi gadis itu juga termasuk siswi terpintar di sekolah nya.

Vio sangat tau siapa yang bisa membuat aletta memakan pesanan nya. Dengan inisiatif, gadis berambut pirang itu menyenggol nyenggol kaki zean dengan kaki nya. Kebetulan zean duduk disamping aletta dan berhadapan dengan vio.

Zean mendongak menghentikan aktivitas mulut nya yang sedang asik mengunyah. Cowok itu mengerutkan dahi tidak mengerti dengan isyarat yang vio beri.
Vio menunjuk aletta dengan dagu nya berulang kali. Dengan adanya keajaiban, akhirnya Zean pun mengerti.

Cowok itu menoleh, menatap lekat mata coklat aletta. "Gue suapin ya?"

Aletta menoleh, membalas tatapan Zean. "Lo pikir gue bocah!"

"Yaudah makan siomay lo"

"Gak napsu" Aletta menjeda ucapan nya.

"Apalagi pas ngeliat muka lo"

Sontak yang lain nya pun tertawa. Tidak lama, lalu mereka melanjutkan kembali acara makan masing-masing.

Untung nya Zean bukan cowok yang baperan, ia sudah biasa dengan hal ini. Cowok itu merebut sendok dari tangan aletta, ia meraup satu siomay dengan sendok dan mengarahkan nya ke mulut Aletta.

"Buka"

Aletta mengernyit.

"Mulut lo anjir!"

"Gue gak mau zean!"

"Buka ta"

"Gak ah! Apaan sih lo!"

"Buka!"

"Gak!"

"Buka!"

"Gue bilang gue ga-"

"Banyak bacot!" Cowok berkalung hitam itu memasukkan sendok kedalam mulut aletta dengan penuh paksa dan tekanan.

"Aaaa...gwue udah bwilang gak mwau!" Ucap Aletta saat mulut nya penuh dengan siomay.

"Ngomong dulu baru kunyah" Gara mengingat kan.

Febby yang tadi hanya diam, kini menoleh ke gara. "Kunyah dulu baru ngomong bodoh!" Geram febby, tanpa dosa gadis itu langsung menoyor kepala gara.

"Lo mah kebiasaan anying! Ini kepala, udah di fitrahin ama mak gue!" Ujar gara seraya mengusap usap belakang kepala nya.

"O" Jawab febby singkat, padat dan jelas. Gadis yang tingkah nya hampir sebelas dua belas dengan aletta itu kembali melanjutkan acara makan nya.

Juga dengan yang lain nya. Pada akhirnya Aletta mau juga memakan pesanan nya, namun tidak disuapin zean. Tadi gadis itu merebut kembali sendok siomay nya dan langsung menyantap makanan nya, menyusul teman teman nya yang sudah hampir menghabiskan makanan mereka.

Seperti biasa, sesekali gara ataupun zean melontar kan candaan yang membuat meja mereka ramai.

Tanpa aletta sadari. Ada seorang cowok yang dari tadi terus memperhatikan nya. Tatapan nya tersorot tajam, bak elang yang mengincar target nya.

Cowok itu duduk di meja pojok kantin bersama kelima teman teman nya. Yang lebih tepat nya ialah, meja khusus pentolan Gevzione yang bersekolah di SMA ini.

Devan menoleh, mengikuti arah pandang gevano yang terus memperhatikan aletta.

"Lo suka sama tuh cewek?" Godanya.

Gevano berdesis. "Gue mau dia lenyap"

Hai haii😁
Gimana sama awal cerita, i hope you like it.

InsyaAllah part selanjutnya bakalan gua buat lebih menarik

Yuk vote dan coment di cerita aku, biar aku tambah semangat untuk lanjutin cerita ini.

Thanks buat kalian yg udh vote dan komen.

Papay

GEVALTA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang