GEVALTA [ON GOING]

67. DUA GARIS BIRU

VOTE JANGAN LUPA!!

jangan mau jadi silent readers!!

•

•

•

Sudah terhitung satu minggu ini aletta selalu merasa mual dan pusing, bahkan kini tubuhnya jadi lebih sering kecapean jika terlalu banyak beraktivitas.

Contohnya seperti sekarang, aletta terpaksa di keluarkan dari kelompok olahraganya saat sedang bermain bola voli karena wajahnya yang terlihat sangat pucat.

Walaupun aletta sudah berkali-kali bilang jika dirinya baik-baik saja, tetapi vio dan febby tetap melarangnya untuk ikut main lagi.

"Padahal gue nggak apa-apa!" Kesal aletta sambil melipat tangan di depan dada.

Vio menghela nafas, sahabatnya yang satu ini memang susah sekali dibilangi. "Lo sakit, aletta. Dan butuh istirahat" Ucapnya sembari mengelap keringat dengan punggung tangan.

"Sakit apa sih! Gue sehat gini"

"Okay fine, lo sehat. Tapi istirahat dulu ya. Yang lain juga abis ini mau pada istirahat" Kata febby sambil menunjuk sekilas orang-orang yang masih berada di lapangan dengan dagunya.

Aletta melihat ke tengah-tengah lapangan, benar juga sih, terlihat sekali jika mereka sudah mulai lelah.

"Gue mau beli minum, ada yang mau nitip?" Tanya febby.

"Mau dong. Brown sugar milk kesukaan gue itu ya" Ucap vio sambil tersenyum manis.

Febby mengangguk. "Lo apaan?" Tanyanya pada aletta.

"Gue?"

"Iyalah!"

"Beneran di beliin nggak nih?"

Febby berdecak. "Kalo nggak gue beliin ngapain gue tanya lo, anjir! Cepet mau apa?"

"Janji di beliin?"

Febby memutar mata malas. "Iya! Apaan?"

"Red wine"

"Anjing, si tolol!"

Aletta dan vio terkekeh kecil.

"Samain aja deh kaya vio biar lo nggak repot"

"Dari tadi kek! Yaudah gue beli dulu" Febby memutar tubuh lalu mulai berjalan menuju kantin.

Aletta melirik vio yang sibuk merogoh kantung celana olahraganya. "Nih, mau gak?" Vio menyodorkan sebungkus permen rasa mangga.

Dengan senang hati aletta mengambilnya nya, kemudian membuka bungkusnya dan langsung memasukkannya ke dalam mulut.

"Enak?" Tanya vio.

Aletta mengangguk. "Enak. Beli di.. Huekk.."

Vio menoleh cepat pada aletta dengan mata melotot. "Lo kenapa?"