Bulan sudah berganti dengan Matahari. Gelap sudah menjadi terang. Ayam sudah berkokok, burung burung berkicau merdu. Orang-orang kembali melakukan aktivitas masing-masing.
Sedang kan aletta masih setia terjun kedalam mimpi nya. Hari ini adalah hari senin, dimana seharus nya semua anak sekolah bangun pagi, dan berangkat lebih awal kesekolah untuk mengikuti upacara yang biasa diadakan setiap hari senin pagi.Gadis berpiyama biru muda itu mulai membuka kedua mata nya, mengerjap beberapa kali, sesekali menipis kan mata nya karena sinar matahari yang terpantul langsung ke wajah. Aletta meraih jam weker yang ia letakan disamping nya, mata coklat itu memperhatikan jarum pendek yang berada di pertengahan angka 6 dan 7. Yang berarti hanya tersisa beberapa menit lagi upacara akan dimulai.
Dengan rasa panik dan ngantuk yang tersisa, aletta langsung beranjak dari kasur nya, mengambil handuk dan langsung menjalankan ritual mandi nya.
"Bunda...! Bunda!" Panggil aletta, mencari sosok wanita yang sangat ia sayang.
"Iya sayang" Anita muncul dari arah dapur.
"Kak alvian mana?"
"Kayanya udah berangkat duluan"
"Kok gak tungguin aletta?"
Anita tersenyum. "Mulai sekarang kamu dijemput Gevano" Ucap nya seraya menunjuk Gevano yang duduk diam di sofa ruang tamu.
Aletta mengikuti jari telunjuk anita. Gadis dengan rambut tergerai itu menggeleng cepat. Sedetik kemudian, ide konyol terlintas di kepala nya. aletta berlutut, bergelayut di kaki sang bunda.
"Bunda, aletta bisa bawa mobil sendiri, gak perlu dianter jemput begini. Kaya anak kecil tau bun" Rengek nya.
Lagi dan lagi, anita tersenyum melihat tingkah menggemaskan anak nya. "Kamu ini udah mau nikah tapi masih seperti anak kecil" Anita sesekali tertawa melihat aletta yang masih memegangi kaki nya dan merengek seperti anak kecil yang meminta permen.
Rupa nya tawa dan rengekan itu menarik perhatian laki-laki yang mengenakan jaket kulit bewarna hitam dengan tulisan 'GEVZIONE' di bagian punggung nya.
cowok itu berjalan mendekat dengan senyum tipis yang terukir di wajah nya. Anita mendongak, menghentikan drama ibu dan anak. Aletta bangkit berdiri, meraih tas nya yang terjatuh dilantai. Tatapan nya menunjukan rasa tidak suka pada Gevano. Sedangkan yang ditatap seperti itu malah terus mengembangkan senyuman tipis.
"Sana berangkat, nanti kalian telat" Anita menggeser tubuh anak nya tepat disamping Gevano.
Tanpa minta izin lagi, Gevano langsung menggenggam tangan aletta. "Bunda, kita berangkat dulu" Pamit nya seraya mencium punggung tangan Anita.
"Bunda?" Gumam Aletta. Sangat aneh saat mendengar Gevano memanggil Anita dengan sebutan 'bunda'.
Aletta meraih tangan Anita dan melakukan hal yang sama dengan Gevano.
"Iya sayang hati hati ya"
Gevano menoleh ke aletta. "Yuk sayang"
••••••
Hening. Satu kata yang memiliki enam huruf, yang menggambarkan suasana di motor sport milik Gevano. Kedua nya saling bungkam, tidak mempunyai inisiatif untuk membuka obrolan. Kedua remaja itu saling fokus pada kesibukan masing-masing. Gevano yang fokus membawa motor, sedangkan aletta yang sibuk dengan mengukur jarak nya dengan cowok ini dan menggerutuki gevano dalam hati.
Aletta membawa mata coklat nya melihat sekeliling. Terlihat didepan sana, tepat nya disebelah kiri ada sebuah halte yang kira kira berjarak 3 meter dengan gerbang sekolah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEVALTA [ON GOING]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA, VOTE SESUDAH BACA] [16+] [HARAP TELITI DENGAN LIST NOMOR SAAT MEMBACA, KARENA ADA MASALAH DI DRAF] "Udah berapa kali gue bilang? Jauhin zean kalo lo gak mau dia kenapa kenapa!" "Lo siapa? Lo gak ada hak larang gue untuk deket s...