15. MARKAS UTAMA EAGLEFIRE

12.5K 613 8
                                    

happy reading!

15. MARKAS UTAMA EAGLEFIRE

Saat ini Lea bersama Ares dan kelima temannya sedang berada di markas utama Eaglefire. Lea sedang diobati di ruang kesehatan oleh Ares. Suasana Hening, tidak ada yang memulai pembicaraan, Hanya terdengar suara ringisan Lea saat alkohol mengenai lukanya.

" shhh, gue aja yang ngobatin sendiri " Lea memecah keheningan dan mencoba mengambil alih kapas di tangan Ares.

Ares menjauhkan kapas dari Lea, " Diem, gue yang obatin " ucapnya.

Lea berdecak kesal, sesekali melirik Ares yang sedang mengobati luka di tangannya. Lea mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan, " boleh juga " gumamnya.

" udah. ruang tengah! " Kata Ares seraya berdiri dan berjalan ke ruang tengah.

Lea hanya mengikuti Ares ke ruang tengah, " ngapain si? gue mau balik " ucap Lea Ares mengabaikan perkataan Lea dan mendudukan diri di sofa ruang tengah, " duduk " titahnya.

Lea memutar bola matanya malas, namun tetap menuruti Ares untuk duduk. Di ruang tengah sudah ada Arthan, Skala, Vego, Iyan dan Inyong.

" Neng geulis Lea, gimana? masih ada yang sakit? " tanya Inyong dan mendapatkan tatapan tajam dari Ares.

" lo ngapain si pake ngikutin terus ngehadang gue segala? ga punya kerjaan lo? " Tanya Lea menatap Ares sinis.

" B 1214 LAZ " ucap Ares membuat Lea melebarkan kedua matanya.

" lo orang ga jelas yang kemarin ngehadang gue dan kabur gitu aja, right? " lanjutnya.

" y-ya lo juga ga jelas, nyerempet gue sama spion gue sampe retak malah kabur gitu aja " Jelas Lea seraya memutar bola matanya malas.

" Oh,ntar gue ganti rugi. Btw, boleh juga skill lo main motor ". Lea berdecak, " Terus kenapa? cewe gaboleh main motor? " Tanyanya.

" Kalian ngomongin apaan si? gue ga paham anjrot " Semuanya bernafas lega karena ada yang mau mewakili bertanya kepada ketuanya.

" kemarin ada yang ngehadang gue di jalan " ucap Ares seraya melirik Lea, dan  Arthan hanya mengangguk sebagai jawaban.

" lo duluan yang nyer-- shhh " Protes Lea tersela karena kepalanya sedikit pusing.

" yan, anterin ke kamar atas. Suruh istirahat " Titah Ares di balas anggukan singkat oleh Iyan. " Siap bosq, kapan lagi nganterin cecan " ucapnya.

Iyan berdiri dan memapah Lea sampai di depan tangga iyan bertanya, " mau gue papah atau gue gendong, Le? "

" gausah di gendong, jalan aja " jawab Lea.

Lea berjalan pelan pelan di bantu oleh Iyan menaiki tangga. Sampai di anak tangga terakhir, Lea terus berjalan dan sampai di depan kamar dengan pintu berwarna putih. " shh, pelan pelan dong " ucap Lea.

" Ah iya, sorry-- "

" Zian, Lihatlah Leana,adik mu ini. Jatuh dari sepeda dia " ucap seorang wanita yang sudah berumur.

" huaaa bunda, pelan pelan dong " Seorang gadis kecil sedang menangis karena diobati.

" Leana, kamu cengeng banget sih. Katanya Kuat, kok nangis " ucap anak laki laki di telfon, yang dipanggil Zian.

" Kak Zian, aku ga cengeng tau " ucap anak perempuan itu seraya menyeka air matanya membuat sang bunda dan sang Kakak tertawa.

" iyadeh adik kakak yang cantik, Leana "

ANTARESKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang