41. KU KIRA

9K 491 2
                                    

budayakan vote sebelum membaca, yaa!

happy reading!♡


41. KU KIRA.

Malam hari yang mendung. Terbukti, karena tidak ada satupun bintang yang muncul di langit malam. Angin malam berhembus kencang, membuat beberapa orang yang masih di luar ruangan merasa dingin.

Seperti saat ini, di Warung Janda Wah atau yang dikenal dengan 'Wardah'. Masih ada beberapa remaja laki laki yang sedang berkumpul.

" Sepi amat bro! Mabar dong! Mabar! " seru Inyong yang baru saja datang.

Inyong mendaratkan bokongnya di kursi antara Iyan dan Skala. " Eh, bang Kala! Mabar bang? " Sapa Inyong, namun hanya di balas deheman oleh Skala.

" Wei, Yan! Serius amat itu main game! Tiati matanya keluar! " Inyong menatap Iyan dan layar ponsel Iyan secara bergantian.

Sedangkan Arthan dan Vego sedang asik rebahan, seraya menikmati angin malam di teras Wardah.

" Go, Tidur di sini aja, boleh gak sih? Gue udah pw banget ini " ujar Arthan dengan mata terpejam.

Vego tertawa pelan. " Kalo lo mau ditemenin sama ibu kunti mah silahkan aja. Boleh kok! " jawab Vego, membuat Arthan terbelalak.

" Anjir! Kalo gitu sih, gue ogah! "

Kembali lagi kepada Inyong, Iyan dan Skala. Inyong masih sibuk menggaggu Skala dan Iyan yang sedang bermain game. Inyong tak berhenti mengajak Iyan maupun Skala untuk berbicara, agar fokusnya pecah. Namun tetap saja gagal.

" Ayo dong! Gue juga mau ikutan mabar nih! " Ujar Inyong, namun diabaikan oleh kedua temannya.

Inyong mengelus dadanya, sabar. " Astagfirullah, Sabar nyong! Sabar! " ucapnya.

Inyong fokus melihat game di layar handphone milik Iyan. Selang beberapa menit, Iyan dan Skala telah memenangkan gamenya.

" Victory bro! " Pekik Iyan dengan tangan meninju udara. Sedangkan Skala hanya mengedikkan bahunya acuh.

" Ayo dong! Mabar sama gue! " ajak Inyong, dengan semangat.

" Ay-- "

BRAK!

" Vegaskar nyerang! " Teriak Arthan dengan lantang setelah menggebrak meja.

Banyak umpatan terdengar. Setelahnya, semua yang di dalam kompak keluar. Apalagi Inyong, sudah naik darah.

" WOI ASU! LO KALO MAU NYERANG, BILANG DONG! GUE GAK JADI MABAR NIH! " Protes Inyong dengan lantang.

Anggota Eaglefire tertawa mendengar ucapan Inyong. " Dari pada mabar, mending kita gelud beneran! Ya, kan? " celetuk Fadli, disetujui semuanya.

" Tapi kalo mabar pasti lawannya susah. Kalo tarung sama mereka mah, gampang! Jadi gak seru! " tambah Vego, membuat Arka geram.

" Bangsat! " umpat Arka, membuat anggota Eaglefire tepuk tangan.

" Weh! ngumpat dia, Weh! " teriak Rama, membuat gelak tawa kembali terdengar.

Mereka mengundur waktu dengan terus mengeluarkan candaan. Sementara Arthan, tengah menghubungi sang ketua.

" RES! GAWAT! WARDAH DI SERANG VEGASKAR! " Teriak Arthan, membuat Ares mengumpat

" Shit! "

" SERANG! " Perintah Arka, membuat Arthan langsung mengambil posisi dengan handphone yang masih bertengger di telinganya.

ANTARESKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang