haii!
Banyak banget yang komen, updatenya jangan lama lama
nah sekarang gak lama, kan? langsung up buat kalian mah!
Mau ingetin juga, jangan lupa vote sebelum membaca yaw!
Maaf kalau masih ada typo typo hehehe
HAPPY READING!♡
-
-
-
-
-51. ZIAN?
Lea baru saja memasuki halaman rumahnya. Ia terus melangkah memasuki rumah dan menuju ruang tamu. Pandangannya berkeliling, melihat rumah yang terasa sepi. Perlahan Lea mendekati sofa dan mendaratkan bokongnya disana. Matannya menatap kosong ke depan, memikirkan bagaimana ia kedepannya. Ucapan Ares tadi pagi tiba-tiba terlintas di pikirannya.
Lea memejamkan matanya, kemudian menselonjorkan kakinya ke atas meja dan tak lupa melepaskan sepatunya. Lea jadi teringat bagaimana kisah pertamanya di Jakarta dimulai. Mulai dari ia bertemu dengan keempat sahabatnya, bertemu dengan inti Eaglefire hingga ia membuat masalah dengan sang ketuanya.
Ia juga tak menyangka kisahnya akan menjadi seperti ini, mungkin ini akhir dari semuanya atau masih berlanjut?Pikirannya terus memikirkan yang tidak tidak. Hingga akhirnya suara Bi Anih membuat Lea membuka matanya dan menurunkan kakinya. " Neng, Udah pulang dari tadi? "
" Baru pulang, Bi. Oiya, Ayah sama Bunda kemana, Sepi banget? " balasanya diakhiri pertanyaan.
" Tadi, Ibu sama Bapak berangkat ke Bandung, Neng "
Lea mengerutkan dahinya. " Bandung? Ngapain, Bi? "
" Bibi kurang tau, Neng. Tapi neng Lea disuruh nyusul, ada sesuatu, katanya " papar bi Anih.
Lea mengangguk, lalu menegakkan tubuhnya. " Yaudah. Makasih ya, Bi "
" Bibi permisi dulu, Neng! " bi Anih sedikit membungkukkan tubuhnya dan melangkah kembali ke dapur.
Setelah kepergian bi Anih, Lea berdiri dari duduknya dan melangkah meninggalkan ruang tamu. " Udah lama juga gak ke Bandung " gumam Lea di sela sela langkahnya.
" Kita refreshing sebentar di Bandung. Have fun, Lea! " serunya menyemangati dirinya sendiri.
▪▪▪
" Pasien akan menjalani satu kali kemoterapi di rumah sakit ini. Setelahnya, pasien akan dipindahkan ke rumah Sakit di Thailand untuk perawatan selanjutnya "
Tasya, Salisa dan Dania menatap Firly yang sedang berbaring di brankar setelah mendengar penjelasan dari dokter. " Gue gak mau, Sya! " ucap Firly tanpa suara.
" Sebentar, dok. Saya mau ngobrol dulu sama dia " Tasya menghampiri Firly yang sudah mengubah posisinya menjadi duduk di brankar.
Tasya mengelus bahu Firly, kemudian berucap. " Lo mau, ya? "
" Gue gak mau, Sya! " bantah Firly dengan kepala menggeleng.
" Gue gak mau pisah sama kalian, sama Iyan juga " lanjutnya memelankan suaranya.
Tasya tersenyum dengan mata yang terus menatap Firly. " Dania akan temenin lo. Gue sama Salisa, jagain Iyan disini. Sama Eaglefire juga "
Firly menatap Dania dan Salisa dengan tatapan bertanya. Keduanya mengangguk dengan senang hati dan senyum yang menghiasi wajah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARESKA [END]
أدب المراهقين[ follow sebelum baca. Biar apa? Biar berkah dong! ] [ my first story. Jadi maklum kalau ada typo typo ] [ tinggalkan jejak dengan vote and comment ] ---- Kisah ini berawal dari kecerobohan seorang Leana Zeasa Brayatama yang membuat dirinya sendiri...