29. TAKDIR ATAU KETIDAK SENGAJAAN?
Firly mengerjapkan matanya. Matanya menelusuri tempat dirinya berada. Ruangan bercat putih, dengan bau obat obatan dan beberapa brankar kecil berjejer di samping dan depannya. Saat ini Ia berada di UKS. Kepalanya mencoba mengingat kejadian sebelumnya.
Flashback on
Firly melempar bolanya dan bolanya melambung hingga tiba tiba kepalanya pening, dan ia terjatuh.
BRUK!
Samar samar ia mendengar suara teriakan, yang meneriaki namanya. Setelah itu tubuhnya seperti diangkat, berada dalam pelukan seseorang.
" jangan bikin aku cemas, firly " bisik seseorang itu, firly mengenalinya. Itu Iyan, Septian Aryasatya.
Hingga akhirnya pandangan Firly menjadi gelap. Ia pingsan di dalam gendongan Iyan yang sedang menatapnya dengan khawatir.
Flasback of
Firly menghela nafasnya. Penyakitnya ini suka datang tiba tiba tanpa di duga. Penyakit yang membuatnya ragu untuk bertahan, bertahan bersama orang terdekatnya, bertahan bersama orang yang di cintainya. Lamunannya buyar saat mendengar suara pintu dibuka. Di ambang pintu terlihat Iyan sedang membawa nampan berisi bubur dan air mineral.
" ada yang sakit? mau di panggilin dokter? " tanya Iyan setelah menaruh semangkuk bubur dan air mineral di atas nakas.
" Pergi! " satu kata yang di ucapkan Firly membuat Iyan tersenyum.
Iyan mengelus puncak kepala Firly, " makan dulu. Udah jam sebelas, waktunya makan siang " ucap Iyan lalu menjauhkan tangannya dari kepala Firly.
" aku pergi dulu. Kamu makan, terus istirahat. Lea dan yang lainnya lagi makan di kantin, aku yang suruh mereka ke kantin " lanjut Iyan lalu berjalan menuju pintu.
Iyan menoleh kebelakang saat Firly memanggilnya, " Thanks " kata nya dibalas senyuman oleh Iyan.
" apa pun buat kamu "
Di kantin saat Ini, Lea dan ketiga temannya sedang mengisi perut mereka. Di satu sisi mereka khawatir terhadap Firly dan di sisi lain perut mereka terus meminta agar diisi. Terlebih lagi atas suruhan iyan, dan Iyan akan menjaga Firly. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke kantin
Saat sedang asik dengan makannya, Lea di ganggu oleh suara ribut dua adik kelas di belakangnya. Samar samar Lea mendengar perdebatan mereka.
" Lo aja yang ngomong deh! Berasa insecure gue kalo liat mukanya langsung " ucap gadis dengan rambut sebahu itu.
Gadis berkuncir kuda mendengus kepada temannya, " yaudah gue aja! " final gadis itu.
Tiba tiba dua gadis itu berdiri di samping Lea. Lea mengerutkan dahinya, bingung.
" kak Lea? " tanya gadis berkuncir kuda bernametag 'Excella Anindita'. Lea hanya berdehem dan mengangguk.
Excella menyenggol lengan temannya, " lo ngomong tuh! " ucapnya berbisik. Lea melirik gadis dengan rambut sebahu itu, Mauri divana.
" anu kak-lupa nih. I-itu Kakak di p-panggil sama bu--" Mauri terlihat menggaruk kepalanya.
Lea hanya diam menatap keduanya dengan Alis mengkerut. " lo kutuan? " kini Salisa bertanya dengan santainya.
Terlihat Mauri berhenti menggaruk kepalanya dan melotot. " Salisa, ngomongnya jangan gitu! " tegur Tasya dengan pelan dan dibalas cengiran.
" to the point " ucap Lea tanpa basa basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARESKA [END]
Fiksi Remaja[ follow sebelum baca. Biar apa? Biar berkah dong! ] [ my first story. Jadi maklum kalau ada typo typo ] [ tinggalkan jejak dengan vote and comment ] ---- Kisah ini berawal dari kecerobohan seorang Leana Zeasa Brayatama yang membuat dirinya sendiri...