37. MENGHILANG

10.1K 511 5
                                    

maaf ya gak bisa up semalem, jadi up pagi ini aja!

happy weekend!

⚠TANDAI JIKA TYPO

⚠JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE!

HAPPY READING!


37. MENGHILANG

Cahaya matahari sudah terbit dari arah timur. Para siswa siswi berlomba lomba untuk berangkat ke sekolah. Alasannya satu, tidak mau dihukum.

Seperti saat ini, Seorang cowok dengan jam tangan hitam serta satu gelang hitam di pergelangan tangganya sudah berada di sekolah. Di SMA Dirgantara. Dia adalah Ares. Alasannya bukan takut di hukum, tapi ia ingin menemui seseorang.

Ares masih setia duduk di atas motornya, menunggu seorang cewek yang kemarin membuat hatinya tidak tenang. Padahal, jam sudah menunjukkan angka enam lebih lima puluh. Yang artinya, Ares sudah duduk diatas motornya selama empat puluh menit dan bel masuk akan berbunyi sekitar sepuluh menit lagi

" Lo kemana sih?  Bentar lagi bel masuk " gerutu Ares, seraya meraup wajahnya kasar.

Ares turun dari motornya dan memasukkan kunci motor ke saku celananya. Ia melangkah melewati kelas perkelas dan melewati kelasnya. Tujuannya satu, yaitu mendatangi kelas Lea.

Ares memelankan langkahnya ketika melihat kelas XI IPA 2 sudah dekat. Kemudian langkahnya memasuki kelas itu, membuat murid perempuan yang asik bergosip langsung terdiam dan menjerit tertahan.

Pandangan Ares tertuju pada keempat sahabat Lea di pojok kelas, tanpa Lea tentunya. Ares menghampiri keempatnya dan bertanya, " Lea mana? "

" Lea? " beo Salisa dan Tasya berbarengan.

Ares menatap keempat cewek di depannya bergantian, dan mengulang pertanyaannya. " Gue tanya sekali lagi, Lea mana? "

" Aku gak tau, kak. Lea gak ada ngabarin kita dari kemarin " jawab Dania, melirik teman temannya.

Tasya mengangguk, mengiyakan ucapan Dania. " Iya bener, terakhir gue chating dia juga dua hari yang lalu "

" Kemarin sore, gue sempet call dia. Tapi gak aktif Handphonenya " ucap Salisa membuat Ares mendesah kasar.

" Mampus! Merasa bersalah kan lo! " gumam Firly pelan, namun Ares dapat mendengarnya.

Ares menatap Firly, dan Firly membalasnya kemudian mengedikan bahunya.

" Apa Lea sakit kaya waktu itu, ya? " celetuk Dania membuat Tasya dan Salisa kompak menjentikkan jarinya.

" Maybe yes, maybe no. I dont know "

Tasya menepuk pundak Ares pelan, kemudian berkata. " Mending nanti lo ke rumahnya, Kak " usulnya.

Salisa mengangguk, " Iya, siapa tau ada dirumah " sambungnya

Ares berdeham sebagai jawaban, kemudian melangkah keluar dari kelas XI IPA 2. Langkahnya membawa ia menuju ke kelasnya, karena bel sudah berbunyi.

Saat di pintu kelasnya, Ares berhenti dan membalikkan badan. Menjauhi kelas, dan hari ini ia akan bolos.

" Bolos lagi, gapapa lah "

Dan disinilah Ares. Di rooftop sekolahnya, memandangi luasnya kota Jakarta. Pikirannya melayang jauh tentang gadis yang tidak masuk sekolah hari ini. Apakah ia sakit? Dia masih marah?

ANTARESKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang