45. INSIDEN

8.4K 430 9
                                    

Up lagi nih!!!

budayakan vote sebelum membaca ya bund!

typo bertebaran

tandai TYPO!

-
-
-
-
-
-
-
-
-

45. INSIDEN

Hari ini, Firly datang lebih pagi dari biasanya. Firly melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Dengan earphone yang menyumpal telinganya, Firly berjalan di koridor yang masih sepi.

Setibanya di kelas, Firly menaruh tasnya dan duduk di kursinya. Tak lupa juga, ia mengeluarkan buku novel yang kemarin baru ia baca beberapa halaman . Firly tersenyum, saat membaca beberapa adegan romantis di novel tersebut. Terkadang juga tertawa pelan, saat menemukan adegan komedi.

Setelah membaca selama sepuluh menit, Firly menutup bukunya dan beralih membuka Handphonenya. Tangannya melepas earphone dan menaruhnya di tas. Kemudian jarinya bergerak lincah, menggulir sosial medianya. Hingga terdengar suara ketukan dari pintu kelasnya membuat Firly mendengus. Pasalnya, pintu itu tidak di kunci dan terbuka setengah.

" Masuk aja napasi! Berisik, tau! " tegur Firly dari dalam.

Orang di depan pintu langsung masuk, dan menghampiri meja Firly. " Hai! " Sapanya, membuat Firly mengalihkan pandangannya dari Handphonenya.

Firly memutar bola mata saat mendapati Iyan di hadapannya. Lalu pandangannya kembali lagi ke Handphonenya. Firly mengabaikan Iyan.

" Lo ngapain? " tanya Firly, setelah sekian lama diam. Namun tatapannya masih fokus ke Handphonenya, membuat Iyan menghela napasnya.

" Mau ngomong bentar, bisa? "

" Ngomong tinggal ngomong, ribet amat! " ketus Firly, tanpa mengalihkan pandangannya dari Handphone.

Iyan mengeluarkan sebuah kotak berwarna kuning dengan pita berwarna putih. Tanpa Iyan sadari bahwa amplop berisi surat untuk Firly terjatuh. Ia membuka kotak tersebut, memperlihatkan isinya.

" Gue mau ngasih ini, buat lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Gue mau ngasih ini, buat lo. Suka? " Tanya Iyan, membuat Firly menatap Iyan dan hadiah tersebut secara bergantian.

" Atas dasar apa? "

Iyan tersenyum lembut, menatap dalam manik mata Firly. " Gue cinta lo " ucap Iyan tanpa ragu.

" Kita masih bisa kaya dulu, Kan? " lanjut Iyan bertanya, membuat Firly memejamkan matanya.

Firly menyugar rambutnya yang di gerai, kemudian berkata. " Jangan bahas itu di sekolah! "

" Tap-- "

" Gue bilang jangan bahas itu di sekolahan! Gue Capek! Gue muak! " ucap Firly dengan emosi yang tak terkontrol.

Iyan tersenyum kecut, dan menarik napasnya dalam kemudian menghembuskannya. " Seenggaknya, terima ini " ucap Iyan menyodorkan kotak kuning tadi.

ANTARESKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang