31. H-5 PENSI SEMEDI
" Lea, ditunggu bang Ares di ruang musik "
Deg
Lea mengerjapkan matanya berkali kali, Lalu menunjuk dirinya. " Gue? " tanya Lea kepada Irul yang memanggilnya.
Irul mengangguk membenarkan, " gece ya, ntar gue yang di bogem kalo sampe lo ga kesana " ucap Irul lalu bergabung dengan teman temannya yang lain.
Lea menoleh kepada teman temannya, " Temuin aja, siapa tau penting kan? " ucap Firly tanpa mengalihkan pandangannya dari novel.
" Kapan lagi berduaan sama Kak Ares coba? jangan buang kesempatan, Le! " Ucap Salisa dengan nada menggoda.
Lea mendengus, " kesempatan pala lo peyang! yaudah lah, gue kesana dulu! " Lea pergi meninggalkan kelasnya dan menuju ruang musik.
Sepanjang perjalanan pikiran Lea terus tidak tenang. " gue harus ngomong apa? aduh Lea! kok lo jadi lemot gini si?! " gerutu Lea.
" Ada apa ya kak? "
" lo nyari gue, kak? kenapa? "
" kata Irul, lo manggil gue. Kenapa kak? "
" sorry, kenap--ARGH ANJIR KOK GUE JADI BEGINI?! BODOLAH! "
Tak terasa langkahnya telah berhenti tepat di depan ruangan dengan tulisan 'musical room'. Lea meraih knop pintu dan membukanya perlahan. Terlihat seorang Laki laki sedang memetik gitar, ya dia Antareska.
Lea berdehem membuat Ares menoleh, " kenapa? " tanya Lea dengan ekspresi setenang mungkin, walaupun jantungnya berdisko ria.
" Latihan pensi " jawaban Dari Ares membuat Lea menghembuskan nafasnya dan mengangguk.
" lo udh di kasih tau bu witri sama pak Ruli? "
Ares mengangguk, " kenapa ga bilang? " tanyanya membuat Lea menggaruk pipinya yang tak gatal.
" ga sempet--lo juga sok cuek jadi malesin " jawab Lea diakhiri gumaman yang tidak di dengar Ares.
Ares membenarkan posisinya, " oke, kita nyanyi, gue juga main gitar " Lea hanya mengangguk sebagai jawaban.
" Lagu? "
Lea berfikir sejenak, " Katakan saja by Khifnu, bisa? " ucap Lea, membuat Ares mengangguk dan berdehem.
Ares mulai memetik gitarnya mengikuti lagu. Lea sedari tadi hanya fokus dengan pandangan menerawang ke depan. Dirinya tidak berani menoleh, apalagi menatap partnernya. Sedangkan Ares terus memetik gitarnya sesekali mencuri pandang ke arah Lea.
katakan saja bila memang tak bisa
aku juga ingin tahu jawabanmuLea menoleh ke arah Ares saat petikan gitar terkahir. Lea tersenyum kecil mendengarkan suaranya dan suara Ares yang berpadu, " keren " ucap Lea pelan.
" gue rasa, lo udh bisa. So, ga perlu sering latihan,kan? " Tanya Ares kepada Lea, membuat senyum di bibir Lea perlahan luntur.
Lea mengangguk, " Iya, latihannya H-2 aja nanti " jawab Lea lalu berdiri dari duduknya.
Lea berjalan menuju pintu keluar. Namun langkahnya terhenti tepat di depan pintu karena suara seseorang.
" tunggu! "
Lea menoleh kepada Ares, " kenapa? " tanya Lea pelan dengan satu Alis terangkat. Lea masih stay cool menunggu Ares melanjutkan ucapannya.
" suara lo bagus, gue suka "
Damn!
Jantung Lea rasanya ingin lompat dari tempatnya saat itu juga. Sekuat tenaga Lea menahan senyumnya yang ingin mengembang. Lea tersenyum tipis dan mengucapkan terimakasih lalu pergi meninggalkan ruang musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARESKA [END]
Teen Fiction[ follow sebelum baca. Biar apa? Biar berkah dong! ] [ my first story. Jadi maklum kalau ada typo typo ] [ tinggalkan jejak dengan vote and comment ] ---- Kisah ini berawal dari kecerobohan seorang Leana Zeasa Brayatama yang membuat dirinya sendiri...