EXTRA CHAPTER

11.9K 467 5
                                    

HAAI READERS!

GIMANAKABARNYA?! MUDAH MUDAHAN SEHAT TERUSS

MAAF SSEU BARU SEMPET UP EXCHAP HARI INI.

TUK LANGSUNG AJA DI BACA!

-TANDAI TYPO!-

>Part ini di publish tanpa revisi ulang <

HAPPY READING!♡


EXTRA CHAPTER

" Arganata Sanjaya "

Semua yang ada di dalam ruangan terseryum mendengar jawaban dari Ares.

" Ares udah diskusiin nama itu bareng Lea sebelumnya " sambung Ares dengan tatapan yang tak lepas dari putra yang ada di gendongannya.

Sudah satu minggu usia putra pertama dari Ares dan Lea. Selama itu pula Lea belum bangun dari komanya.

Aletta menepuk pelan pundak Ares, " Jangan sedih terus. Anak kamu juga butuh kamu " ucapnya.

" Jangan lupa terus berdoa buat Lea " timpal Asha mengingatkan.

" Kita mau ke kantin, kamu mau ikut? " tawar Aletta, dibalas gelengan oleh Ares.

" Yasudah. Kamu jaga Lea dan anak kamu disini. Kita pamit dulu-- "

" Assalamualaikum "

Setelah kepergian kedua orang tuanya dan orang tua Lea, Ares melangkah mendekati brankar Lea dan duduk di kursi yang tersedia.

" Sayang... "

" Kapan sadarnya, hm? Arga udah nungguin kamu, lho "

Ares menghela napasnta saat tidak mendapatkan jawaban apapun dari sang istri. " Jangan tidur terus, dong! Arga mau di gendong sama kamu "

Tiba-tiba suara tangisan bayi  memasuki indera pendengaran. Arga yang berada di gendongan Ares menangis, membuat Ares mengelus pipi sang anak.

" Maaf ya, boy. Kamu belum bisa di gendong sama bunda kamu "

▪▪▪

" Ares! Lea, Res... " suara Asha sedikit bergetar diiringi dengan isak tangis dari Aletta.

Ares yang sedang berada di taman rumah sakit langsung berdiri dari duduknya. " Lea kenapa, Ma?! "

" Ka-Kamu cepet kesini! "

Tuuutt

Ares langsung memutuskan sambungannya dan memasukkan handphone ke dalam saku. Tangannya mengerat pada gendongan sang Anak yang baru berusia satu minggu itu.

Tanpa berlama-lama,  Ares berjalan cepat meninggalkan taman. " Sabar sayang, Kita ke ruangan bunda lagi " gumam Ares.

Langkah cepat Ares menggema di sepanjang lorong. Satu persatu langkah Ares menyusuri lorong untuk menuju ruang rawat sang istri. Hingga akhirnya Ares berada tepat di depan ruang rawat Lea.

Cklek!

Perlahan pintu berwarna putih itu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang tertidur di brankar dengan wajah yang ditutupi kain putih.

" Bapak keluarga pasien ini? " tanya dokter yang kebetulan berada di ruangan tersebut.

Ares masih terpaku pada pemandangan di depannya. " Maaf, pasien sudah meninggal dunia. Bapak suami dari ibu Lena? " lanjut sang dokter memberikan pertanyaan.

ANTARESKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang